21. Yoongi XVIII

1.3K 45 23
                                    

"Jungkook, kau akan beri sesuatu juga tidak?" Aku mengecup bibir Jungkook yang berbaring di bawahku.

"Apa yang kau inginkan, cantik?" Jungkook memilin-milin rambutku. Membalas mencium dengan penuh gairah.

"Apa yang bisa kau berikan?" Aku bergerak turun. Menjilati telinganya, lalu lehernya. Jungkook masih berpakaian lengkap, tetapi sweaternya sudah tergulung naik memperlihat perut berotot dan dada bidang dengan kedua puncak yang berdiri tegak.

"Aku bisa memberimu...aaah...mmm." Omongan Jungkook terpotong oleh desahannya saat aku mulai menjilati putingnya. "Nanti aku bicara...aaa...dengan...aaahhh...Yoongi hyung"

Jimin memasuki ruangan membawa sebotol besar Soju. "Sudah kubilang dia menyenangkan." Ia menuangkan Soju ke gelas shot lalu langsung menenggaknya. Matanya tidak berkedip menatap aku dan Jungkook.

"I wanna touch you...ahn..." Tangan Jungkook meraih ke selangkanganku, tepat saat aku kembali bergerak. "Fuck! Kenapa kau bergerak?"

"Sentuh aku nanti." Aku tertawa kecil sambil menjilati otot-otot perutnya dengan lapar. Sementara tanganku sibuk membuka ikat pinggangnya.

Kejantanannya terasa hangat dan lembab. Tanganku bermain-main membelainya, sementara mulutku tidak berhenti menjilati dada, pinggang dan pahanya.

Akhirnya, Jungkook memenuhi mulutku. Aku bergerak perlahan, bibirku ketat membungkus, menyapu semua tonjolan uratnya. Tangannya menjambak rambutku keras, msndorong dirinya masuk semakin dalam. Erangannya semakin kencang, diselingi sumpah serapah.

Aku bangkit, menyeka bibirku. Jungkook buru-buru melepaskan sweaternya, memperlihatkan satu tangan penuh tato yang membuatku makin bersemangat.

"Minum?" Tiba-tiba Jimin sudah ada di sebelahku, mengangsurkan segelas kecil.

Aku mengulurkan tangan untuk menerimanya. Tapi, Jimin langsung menenggak soju itu, lalu cepat-cepat menciumku.

Soju membucrat dari mulut kami, mengalir ke leher, membasahi dada.

"Fuck! You two are wild." Jungkook berbaring, mengangkatku dengan mudah, lalu menekankan pinggulku ke kejantanannya. Sekali. Dua kali. Ketiga kali ia benar-benar masuk seluruhnya kedalam tubuhku.

"Aheungh..." Aku mengerang di dalam mulut Jimin. Pinggulku bergerak, naik, turun, seirama dengan napasku. Dan rintihan halus Jungkook. Jimin sendiri mulai memainkan dirinya sendiri. Bibirnya bergetar di bibirku, mendesah dan mengerang tanpa henti.

Akhirnya ia berhenti menciumku. Memakai kondom, pindah ke belakang tubuhku dengan membawa sebotol lubricant.

Seakan mengerti apa yang akan Jimin lakukan, Jungkook menarik wajahku, memaksa berbaring di dadanya. Kedua tangannya merengkuh pantatku, membukanya lebar.

"Nice." Jimin terkekeh.

"Pasti donk. Kesukaan Yoongi Hyung bagian belakangnya selalu enak." Jungkook ikut tertawa.

"Pelan-pelan, oke." Aku merintih.

"Tenang saja, sayang." Ia menggesekkan kejantanannya. "Aku sudah ahli."

Ia mendorong dirinya masuk perlahan-lahan. "Ngghhh." Desisannya terdengar di setiap tekanan.

"Eugh...God...!!!" Aku meringkuk. Wajahku membenam makin dalam di dada Jungkook.

"Enak?" Jimin mengelus bokongku.

Aku memejamkan mata. Merintih merasakan diri mereka berdua memenuhi tubuhku. Mereka tidak salah, Yoongi sangat menyukai anal.

Awalnya sulit bagiku untuk menikmatinya. Sakit dan harus sangat berhati-tapi. Tapi ternyata, sekarang, aku sangat bergairah melakukannya.

"Te-teruskan...kenapa kalian diam?"

Pandora's Dating Agency: Yoongi's Story [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang