50. Yoongi XXXXVII

583 24 2
                                    

Aku memalingkan wajahku, napasku tersengal.

Tenaga dalam tubuhku seakan habis ke titik terendah. Mataku perlahan mulai tertutup. Kesadaranku perlahan meredup.

Setelah telepon pendek dari Yoongi yang ditutup dengan tawa puas Namjoon dan Seoho, mereka makin menggila.

"Hana, buka kakimu lebih lebar."

"Hana, angkat pantatmu lebih tinggi."

"Buka mulutmu, Hana. Makan aku."

"Pertunjukan yang bagus, Hana. Ayo, masukkan lebih dalam lagi, lebih cepat lagi."

Hana... Hana... Hana... Hana... Hana...

"Aaahn... EUGH! Fuck... AAAHHH!!!"

Aku terbaring di dada Seoho. Mulutku kering dan kepalaku pening. Di telingaku, degup jantungnya yang cepat terdengar kencang.

"Dapat lagi Hana? Bagus. Semakin sering kau dapat, semakin basah kau." Seoho mendesis.

Namjoon tertawa. "Dan semakin basah, semakin mudah kami bermain denganmu."

Kesadaranku kembali untuk sesaat. Kugesekkan wajahku di dada yang basah oleh keringat.

Seoho merengkuh kencang bokongku, memasukiku dari depan. Terdengar geraman Namjoon yang memasukiku di belakang. Cheri merintih di sebelah kami, memainkan dirinya sendiri. Bibirnya terpaut kencang dengan bibir Namjoon.

Ini tidak adil. Mereka selalu menghentikan permainan mereka sesaat sebelum mencapai puncak. Minum-minum atau petting, mengulur-ulur datangnya puncak agar permainan bisa berjalan lebih lama.

Sementara aku, orgasme bukanlah hal yang sulit kuraih. Tapi hal itu menjadi pedang bermata dua sekarang. Gelombang dalam tubuhku seakan tidak pernah surut, besar, kecil, menghantamku berkali-kali.

Suara yang tidak jelas antara gumaman atau desahan lolos dari bibirku. Lalu mataku kembali terpejam.

Sungguh aku ingin mengatakan pada mereka untuk berhenti. Tapi sulit mengatakannya karena mereka tampak sangat menikmati malam ini.

Aku juga tidak bisa bohong. Ini sangat menyenangkan. Jauh lebih menyenangkan daripada saat aku bersama Jimin dan Jungkook dulu.

Dan juga karena aku mempercayai Seoho. Dia sudah berjanji akan menghentikan Namjoon dan Cheri apabila sudah kelewat batas.

Mataku sontak terbuka saat sentuhan lembut terasa membelai rambutku. "Hana, can you do me?"

Aku menatap balik mata bulat Cheri, mulutku terbuka untuk memberi jawaban, tapi aku tidak bisa mengingat apa yang harus kukatakan, dan sebelum aku bisa mengingatnya, mataku kembali terpejam.

Sebelum kesadaranku benar-benar menghilang, aku bisa mendengar Cheri berkata "Seoho, Hana kelelahan..."

"Oh?" Seoho mengguncang bahuku. Aku ingin berpura-pura, ingin mengangkat kepalaku dan memintanya untuk tidak perlu khawatir. Tapi aku justru menggelendot sambil menggumam pelan.

Terdengar samar ia berbisik ke Cheri "Kau sudah puas?"

Aku tidak mendengar jawaban Cheri, tapi aku bisa merasakan Seoho menahan Namjoon. Kata-katanya begitu lembut tapi tegas. "Sudah. Stop. Hana sudah di batasnya."

Diluar perkiraanku, Namjoon memaki kencang. "Fuck! What? Aku belum selesai." Ia memukul pantatku keras. "Aku selesaikan ini saja, lalu kita selesai."

Seoho melepaskan dirinya. "Tidak. Dia sudah dibatasnya."

Namjoon melepaskan tubuhku. Saking lemasnya, aku terguling ke samping, menempel ke tubuh Cheri.

"This is no fun!" Namjoon menggeram. "Dan kau memotong seenaknya di tengah-tengah..."

Pandora's Dating Agency: Yoongi's Story [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang