59. Yoongi XXXXXVI

436 29 14
                                    

Rasa yang ditimbulkannya saat tangannya menyelip ke bawah punggungku yang melengkung, merengkuhku begitu erat.

Atau hembusan napasnya yang hangat di leherku saat dengan lembut ia mendorong semakin dalam memasuki tubuhku.

Jemarinya yang membelai rambutku, dan telapak tanganku yang lekat mengelus dadanya.

"Oh God..." Aku mendesah. Yang dijawab olehnya dengan kecupan-kecupan yang menggelitik di leherku.

"Aku tidak tahu...ternyata aku merindukanmu." Aku menatap Yoongi sekejap sebelum kembali memejamkan mataku.

Bibirnya yang lembab perlahan menyentuh bibirku. Lidahnya menyelinap, menggeliat bermain dengan lidahku.

"Aku juga tidak sadar..." Ia menggumam. "I miss you..."

Pelan-pelan, aku menarik t-shirt yang dikenakan Yoongi hingga terlepas. Menggigit pelan bahunya, menjilat tulang bahunya, mengulum puncak dadanya.

Ia melenguh. Pinggulnya terus bergerak berirama. Lambat dan tidak memaksa.

Disibakkannya kemejaku terbuka. Mulutnya mulai mengeksplorasi buah dadaku.

Awalnya kecupan-kecupan ringan, berakhir menjadi gigitan-gigitan sensual yang membuat kakiku merengkuh pinggangnya kencang.

Kedua tanganku menelusuri punggungnya, pinggangnya, bokongnya.

"Yoongi oppa...lebih dalam...mmmh...lebih cepat..."

Mengangkat pinggulku lebih tinggi. Menarik dirinya semakin jauh memasukiku.

4 bulan. Hanya jemariku dan benda-benda logam atau silikon berbagai bentuk yang bercinta denganku.

Makin lama, terasa makin membosankan. Tidak ada tangan-tangan hangat yang menjamahku. Tubuh berat yang menindihku. Atau gumpalan daging yang menggesek bagian dalam tubuhku berulang-ulang.

"Aaahhhnnn..." Perlahan tapi pasti aku bisa merasakannya. Rasa menggeletar diantara kakiku yang menyebar ke seluruh tubuhku.

"I'm cumming..." Aku berbisik. Mencengkeram tangan Yoongi di kanan-kiriku.

"I'm cumming after you..." Ia menciumku.

Aku memeluknya, membiarkan mulutnya melumat bibirku. Sementara dinding-dinding dalam tubuhku mulai berkedut, memijat diri Yoongi, memaksanya untuk memenuhiku.

"Nghhh...eugh!...EUGH!!!" Ia membenamkan wajahnya di leherku.

Iramanya mulai terpatah-patah. Pinggulnya menghantam semakin keras.

Bibirnya di bahuku gemetar, lenguhan panjang teredam. Tangannya mencari tanganku, menggenggamnya erat.

Kehangatan mulai mengalir di dalam tubuhku. Aku menggeliat. Sungguh, aku menyukai sensasinya.

Aku mendongak, terpejam, menggeram, menggigit bibirku kencang. Kehangatan itu membuat gelombang dalam tubuhku memuncak, memecah dalam pekikan-pekikan pelan.

Lalu aku memanggil namanya.

Mataku membelalak. Segalanya buram. Nama siapa yang kupanggil?

Tapi yang kulihat adalah wajah Yoongi yang tersenyum. "Benarkah?" Ia nyengir. "Tidak kusangka kau masih mencintaiku setelah semua yang kulakukan padamu."

Kelegaan membanjiriku. Untunglah aku tidak menyebut nama Seoho. Aku memeluk Yoongi. "Cinta yang berbeda mungkin."

Ia melepaskan diri, lalu berbaring di sebelahku. Maka akupun berbaring miring, memunggunginya.

Terasa jemarinya memainkan rambutku. Tapi rasa kantuk segera menyerangku.

- - - 🔹🏺🔹- - -

Yoongi memilin rambut coklat kasar itu di jemarinya. Lalu turun mengelus leher pemiliknya, menelusuri tonjolan tulang di bahu dan punggung gadis yang tertidur lelap bagaikan bayi itu.

Pandora's Dating Agency: Yoongi's Story [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang