13. Yoongi X

1K 60 65
                                    

Trigger warning: Mengandung deskripsi kekerasan seksual dan fisik

---💠💠💠---

PLAK!

Tamparan Yoongi telak mengenai pipi Manajer Song. Begitu keras, hingga ia terhuyung.

Manajer Song terus tertunduk menatap lantai, sementara aku meringkuk di sofa di apartemen Yoongi, dengan selimut tebal membalut tubuhku. Pakaianku teronggok di lantai. Yoongi memaksaku membuangnya dan berganti dengan baju miliknya.

"MATAMU DIMANA SAAT KEJADIAN?" Yoongi berteriak. "Kau ini bisa kerja nggak sih? Menjaga satu orang saja tidak becus apalagi kalau kutugaskan menjaga satu group?"

"Maafkan aku Direktur Kim!"

"Kau tahu kan Hana sangat berharga bagi perusahaan. Sebentar lagi dia debut." Yoongi menunjuk-menunjukku dengan penuh amarah.

Ditariknya kerah baju Manajer Song dengan seringai berang. "Kau mau ganti semua biaya yang sudah kukeluarkan kalau dia gagal debut, hah? JAWAB!"

Manajer Song menggeleng perlahan. "Jangan begitu, Direktur Kim."

Cih! Yoongi berdecak sambil memijat dahinya dengan frustasi. "Ada-ada saja. Seharusnya aku ini libur dua hari dan berpesta dengan saudara-saudaraku."

"Jadi, apa yang sebenarnya terjadi?" Ia membuka kulkasnya, mengambil bir dingin yang langsung dibuka dan diteguknya dari botol.

"Sa-saya tidak tau pastinya Direktur Kim. Saya tidak berani tanya." Manajer Song melirikku. "Mobil Sutradara Lee parkir memisah, saya kebetulan lewat sehabis merokok."

"Ada suara teriakan dari dalamnya. Waktu saya dekati ponsel Hana ada di tanah dekat bannya. Jadi saya gedor pintunya."

"Ada yang tau tentang kejadian ini?" Yoongi menatapku tajam.

"Kru MV tidak ada yang tahu, Direktur. Tadi Hana langsung saya bawa ke dokter langganan Anda. Katanya tidak ada luka fisik. Tapi kalau mental..." Ia menghela napas. "Makanya tadi Hana diberikan obat penenang. Sudah saya belikan dan dimakan juga."

Yoongi menghembuskan napas panjang. Wajahnya masih kesal, tapi sikapnya mulai tenang.

Ia menepuk bahu Manajer Song. "Kau melakukan segala hal yang benar."

Manajer Song mengangguk. Ia tampak lebih rileks.

"Sekarang tolong tinggalkan kami. Bawakan beberapa baju Hana dari apartemennya, dia akan tinggal disini sampai dia tenang."

Tanpa diminta dua kali Manajer Song segera pergi melaksanakan perintah Yoongi. Meninggalkan kami berdua di apartemen yang lenggang.

Yoongi mendekatiku, duduk di lantai di sebelahku.

"Maafkan aku, Yoongi Oppa..." Aku mulai terisak lagi. "Aku bodoh."

"Iya kau bodoh." Ia menyentil dahiku.

"A-aku tidak mengira... Sutradara Lee begitu ramah... Lalu... Lalu dia... Dia..."

"Shhh...sudah." Aku terkejut saat Yoongi membelai rambutku. Lama ia memandangiku dengan wajah datar seperti tenggelam dalam pikirannya sendiri. "Pindah ke kamar." Ia bangkit lalu berjalan duluan ke kamarnya. Terhuyung, aku mengikutinya.

Di kamar ia menungguku berbaring lalu menyelimutiku. Ia berbaring miring disebelahku, dengan satu tangannya menyangga kepalanya. Lagi-lagi, memandangiku dalam kesunyian.

"Oppa, kalau kau mau kembali ke pesta, tidak apa-apa."

Ia menggeleng. "Tidak, aku disini saja. Memastikan kondisi aset perusahaan lebih penting daripada pesta dua hari nggak jelas yang nanti juga bakal ada lagi."

Pandora's Dating Agency: Yoongi's Story [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang