30. Yoongi XXVII

728 44 59
                                    

Yoongi menyeka bibirnya dengan punggung tangannya. Tersenyum memandang gadis di hadapannya yang masih terpejam dengan napas tersengal.

Taehyung memang hebat. Ia menyiapkan para gadisnya sesuai dengan kesukaan Yoongi. Diantara ketujuh bersaudara itu, Yoongi memang paling rewel mengenai persyaratan fisik yang disukainya.

Atau mungkin juga karena Taehyung menghindari keributan apabila ada yang tidak disukai Yoongi. Anak itu memang sangat pemalas, dan sebenarnya kurang menyukai konflik.

Kapanpun, dimanapun, Ia hampir selalu bersandar atau berbaring dengan mata setengah tertutup, antara tidur dan sadar.

Tapi kekejamannya saat mata indahnya terbuka lebar, membuat banyak orang takut padanya. Termasuk kakak-kakaknya.

Yoongi tersenyum kecil. Teringat pada saat ia dan Taehyung bertengkar mengenai salah satu gadis yang ia siapkan. Yoongi kesal. Gadis itu begitu ketakutan hingga lari bersembunyi bahkan memberontak saat Yoongi mendekatinya hingga mencakar Yoongi, meninggalkan guratan luka di pipinya.

Protes kecil, berubah menjadi pertengkaran skala besar. Yoongi hampir melemparkan kursi piano ke Taehyung sementara Taehyung menodongkan senjata laras panjang ke arahnya.

Saat itu semua saudaranya panik berusaha menenangkan keduanya. Berteriak-teriak dan melerai, sebagian besar dalam kondisi setengah telanjang. Sungguh kacau.

"Apa yang lucu, oppa?" Gadis itu mengelus wajahnya.

"Hanya teringat sesuatu yang lucu, dengan bosmu itu."

"Taehyung Oppa?"

Yoongi mengangguk.

"Aku baru tahu kalau Taehyung oppa bisa lucu."

Yoongi terkekeh. "Lucunya tidak seperti yang kau kira."

Ia merengkuh kepala gadis itu, merasakan halusnya rambutnya di telapak tangannya. Wajahnya perlahan mendekat, lalu mereka berciuman lagi.

Bibir mereka begitu hati-hati bersentuhan. Yoongi membuka mulutnya lebih lebar, mulai mengulum bibir tipis berlapis lip gloss beraroma vanila itu. Lidah gadis itu terjulur, menyentuh pelan bibir Yoongi.

Makin lama, ciuman Yoongi semakin dalam. Lidahnya semakin liar. Gadis itu makin terengah. Sentuhannya semakin keras terasa di kulit Yoongi.

"Ngh..." Akhirnya desahan meluncur dari bibirnya.

Yoongi langsung melepaskan pagutan bibirnya. "Pintar. Jangan ditahan. Kau pacarku hari ini. Sentuh aku sesukamu." Ia mengecupnya. "Buat lagi suara seksi itu. Lebih keras."

Yoongi langsung menciumi payudara gadis itu. Meremasnya, memainkan puncaknya yang menggemaskan. Kejadian yang sama terulang. Gadis itu awalnya diam saja, tapi makin lama erangannya makin keras.

Maka Yoongi berpindah menciumi perutnya, mengelus pinggangnya, hingga akhirnya membenamkan wajahnya di antara kedua paha yang kurus.

Kaki gadis itu mengejang. Ketakutannya kembali, atau mungkin malu. Yoongi mengangkat wajahnya, melihat gadis itu menyeringai dengan ekspresi yang sulit dibaca. Yang pasti, ia terlihat seperti hampir menangis.

"Kenapa?" Yoongi mendesah kembali menciumi perut gadis itu.

"Ra-rasanya aneh."

Yoongi tertawa kecil. "Tahan. Kau percaya padaku kan?" Jemari Yoongi menggelitik lembut lalu turun ke kewanitaannya. Mengelusnya lembut hingga gadis itu menggelinjang.

"Rileks." Yoongi menyelipkan jarinya diantara bibir kewanitaan gadis itu. Gadis itu panik, mencengkeram tangan Yoongi, menahannya agar tidak bergerak.

Pandora's Dating Agency: Yoongi's Story [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang