25. yoongi XXII

876 37 20
                                    

TW: Chapter ini mengandung konten bxb

- - - 🔹🏺🔹 - - -

"Buka kakimu." Tangan itu begitu kuat membuka kedua kakiku. Aku merintih, ototku tertarik dan terasa panas.

Belum lagi wajah itu diantara kedua pahaku. Terbenam sangat dalam, dengan bibirnya mencumbu bibir bawahku dan lidahnya menggeliat dalam tubuhku.

"Aheuuunghhh..." Punggungku melengkung. Hilang sudah Seoho yang lembut. "Seoho...pelan-pelan..." Aku merintih.

"Tidak mau." Ia mendengus. "Kau ingin merasakan aku yang sesungguhnya, kini rasakan sendiri."

Ia kembali membenamkan mulutnya, mengecap dengan bernafsu.

Mataku terpejam. Nafasku mulai tidak beraturan. Shit. Ia bahkan belum melakukan apapun. Aku merasa sangat lemah mencapai puncak hanya karena lidah dan sepasang bibir.

Tiba-tiba terasa kecupan lembut di bibirku. Aku membuka mata perlahan dan mendapati Seoho tengah menciumiku. "Semua bibirmu enak." Ia terengah di mulutku. "Tapi bibirku lebih suka bibir yang atas."

Ia menggesekkan kejantanannya ke kewanitaanku. "Kira-kira, penisku lebih suka bibir yang atas atau yang bawah?"

Aku tertegun. "Pertanyaan macam apa itu?"

"Jadi yang mana?" Ia justru menanyakan lagi.

"Aku nggak tau." Aku tertawa. "Coba tanya penismu sukanya yang mana?"

"Hm..." Ia mencebik. "Kata penisku belum waktunya dicoba. Terlalu cepat."

"Ha? Gimana?" Aku mengerjap kebingungan. Seoho memang suka tiba-tiba mengatakan hal-hal yang agak aneh, tapi kali ini ia betul-betul membuatku kehilangan kata-kata.

"Katanya, belum waktunya, sayang." Ia menciumku. Ia menggerakkan 2 jarinya seperti kaki yang melangkah diatas perutku. "Katanya, jariku duluan saja."

Aku menggelinjang saat jemarinya memasukiku. Refleks, kedua kakiku merapat menjepitnya. Seoho mendesah. "Kakimu nakal." Ia mengangkat salah satu kakiku, lalu mulai mengulum jemarinya. "Untungnya aku sedang baik."

"Aaaahhh...mmmhhh..." Tubuhku menegang. Jemari Seoho menggelitik di dalam tubuhku, sementara lidahnya menggelitik sela jemari kakiku yang sensitif. Kedua tanganku terikat kencang, aku tidak bisa bergerak. Tubuhku menggeliat-geliat berusaha menahan deraan rasa yang menggeletar.

"Seoho, please...masuk sekarang..." Aku merintih.

"Kenapa, jariku kurang enakkah?"

"Bu-bukan...kalau jari..."

"Aaah, kurang banyakkah?" Ia meringis, memasukkan lagi satu jari kedalam kewanitaanku. Aku melonjak. Sialan.

Gerakannya begitu cepat. Terasa penuh dan kasar. Panas. Aku mulai merasakannya. Rasa itu. Jangan...jangan sekarang.

"Seoho...please... jarimu...aaahhhnnn!!!"

"Enak kan?" Ia justru mencepatkan gerakannya. Kakiku kembali merapat.

"A..aku...eugh...hampir...aaahhh..."

"Jangan ditahan, Hana." Lidahnya menyusuri betisku. Membuat eranganku semakin keras.

"Nggak mau...aku...aaarghhh...fuck!!!" Orgasme tiba-tiba meledak tanpa bisa kutahan.

Aku terbaring sambil mengerjapkan mataku. Napasku memburu. Aku tidak percaya semudah itu ia membuatku mencapai puncak.

"Oh, wow." Seoho tertawa mengejek. "Jariku seenak itu ya? Atau kau belum pernah ketemu cowok yang bisa fingering sejago aku?"

Aku menatapnya tajam. Tapi ia justru tersenyum imut sambil memainkan kejantanannya. Tegang, merah. Menggiurkan.

Pandora's Dating Agency: Yoongi's Story [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang