9. Yoongi VI

1.1K 62 78
                                    

It started with a kiss.

A simple kiss.

A very brief kiss.

Duniaku seakan terhenti saat Yoongi mendekatiku dengan mata terpejam. Lalu bibirnya mengecup bibirku pelan.

Itu bahkan bukan ciuman sungguhan. Hanya dua bibir saling bersentuhan. Kurang dari sedetik berlalu, mereka sudah kembali berpisah.

Ia mundur, memperhatikan ekspresiku dengan mulut yang sedikit terbuka. Sedangkan aku memandangnya datar.

Emosiku sedang berputar-putar tidak terkendali. Masih sulit bagiku menerima kenyataan kalau aku harus menjual tubuhku demi menyelamatkan keluargaku.

Tapi entah kenapa, dadaku terasa hangat. Mengetahui, paling tidak, malam ini aku tidak akan sendirian.

Yoongi mungkin tidak akan bersedia mendengarkan keluh kesahku.

Tapi mungkin, ia yang bersedia memelukku, menghangatkan diriku, membuatku melupakan semuanya buat sesaat.

Itu sudah cukup.

Aku mengencangkan pelukan kedua tanganku di pinggang Yoongi. Mendekatkan wajahku ke wajahnya. "Oppa, lagi." Aku mendesah.

Yoongi kembali menciumku. Kali ini sedikit lebih lama. Hingga aku bisa menyesap bibirnya yang lembab dan napasnya yang berbau alkohol.

Saat ia kembali melepaskan ciumannya untuk kedua kali, aku merangsek maju. "Lagi..." Aku merengek.

Ia tertawa, kembali mengizinkan bibir kami untuk bersua. "Mmhhh..." Gumaman lembutnya terasa menggetarkan.

Aku membuka bibirku lebih lebar. Yoongi menerimanya dengan hangat. Kedua tangannya naik membingkai wajahku.

Sesekali ia menggigit bibir bawahku. Lidahnya menyapu gigiku, menggoda lidahku untuk turut bermain bersama. Membelit, menggesek, saling meraba semua bagian mulut kami.

Jemariku mulai mengelus lehernya, turun ke tulang belikatnya. Lalu menyelip ke dalam jubah tidurnya.

Yoongi melepaskan ciumannya lagi. Nafasnya sedikit terengah. "Yang terjadi malam itu tidak seperti ini."

Aku merasakan sedikit penolakan. Kutarik tanganku keluar dari jubah tidurnya. "Jadi seperti apa, Oppa?"

Yoongi tertawa. Digamitnya tanganku, lalu setengah berlari ditariknya aku masuk ke kamarnya.

Begitu melewati pintu kamar, ia menghimpitku ke dinding. Kejantanannya yang mulai membesar menekan perutku.

"Ahn, oppa..." Aku mengerang.

Yoongi mulai mencumbuku dengan liar. Bibirnya kini merambah leherku, lidahnya menjelajahi tulang belikat ku.

Dibetotnya blouseku melewati kepalaku, lalu dilemparkannya ke lantai. Jemarinya meraup masuk ke dalam cup bra-ku, lalu mengeluarkan isinya.

"Damn...big." Ia menggeram, menjilati bibirnya dengan hembusan napas berat.

Ia mulai meremas kedua payudaraku dengan seringai di wajahnya. "Ahhh..." Aku berjengit saat ia membenamkan wajahnya ke salah satunya. Memainkan puncaknya diantara baris geligi dan lidahnya.

"Buka..." Ia berkata pendek sambil tangannya menarik-narik pinggang celanaku.

Aku langsung membuka kancing dan resleting celana panjangku, menurunkannya sedikit.

Dengan tidak sabar ia menyelipkan tangannya masuk. Menyentuhku dari luar celana dalamku. Menggeseknya lalu menekankan ujung jemarinya.

"Aheung..." Aku merintih.

Pandora's Dating Agency: Yoongi's Story [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang