46. Yoongi XXXXIII

627 29 77
                                    

Aku menarik ujung rokku kebawah dan merapatkan kakiku.

Seoho serta merta menarik tangannya. Cemberut. "Kau tidak seharusnya melakukan itu." Ia menghela napas. "Ayo pulang saja. Biar kupikirkan hukuman apa yang seharusnya kuberikan padamu nanti."

"Kau...kau begitu berbeda." Aku berkata lirih. Merasa sedikit tidak enak melihat wajah Seoho yang kesal.

"Dan aku sudah memperingatkan kau tentang itu." Ia mencengkeram daguku. "Kau sendiri yang setuju mau bermain. Seharusnya kau pegang ucapanmu dan ikuti permainannya sampai akhir."

"Sakiiit..."

"Ouh...Sorry." Ia melepaskan tangannya. Beralih mengelus pahaku. Wajahnya perlahan mendekat ke wajahku, lalu ia mengecup pipiku, menjilati telingaku lalu menciumi leherku. "Percayalah padaku. Ini akan menyenangkan."

Ia memandangku, lalu menghembuskan napas keras.

"Atau kusewa dancer saja?"

"Kau tidak akan cuma melihat dia menari kan?" Aku menuduhnya.

"Terserah aku donk." Seoho tertawa. "Setelah kau setuju dengan penawaranku, kau tidak dalam posisi untuk mempertanyakan apapun yang ingin kulakukan."

Aku cemberut. Melepas celana dalamku lalu menjejalkannya ke dalam tas tanganku. "Aku lakukan sekarang. Aku akan menari buatmu."

Cepat-cepat aku memanjat naik ke meja. Begitu terburu-buru hingga hampir terjatuh.

Seoho menangkap tubuhku dengan begitu sigap. "Hati-hati sayangku. Kau mungkin menyukainya, tapi aku tidak rela orang yang tidak kuizinkan melihat keindahan diantara kakimu." Ia berbisik.

Aku memeluk lehernya kencang. "Kau terdengar seperti Yoongi oppa."

"Benarkah? Apakah dia juga memerintahkanmu untuk tidak membantahnya sama sekali?"

Aku mengangguk.

"Apakah dia juga mengikatmu dan mengkasarimu saat bersamamu?"

Aku mengangguk lagi. "Kurasa, apapun yang kau lakukan padanya, ia lakukan padaku."

"Kau menyukainya? Seks kalian menyenangkan?"

Aku terdiam. Bagaimana Seoho bisa mengetahuinya. "Bukan tidak menyenangkan. Hanya saja, entahlah, mungkin perasaanku saja, tapi ... bisa lebih menyenangkan lagi ... harusnya ... entahlah, aku bingung."

Seoho tersenyum, kelembutan kembali di sikapnya. "Ikuti semua permintaanku malam ini, dan akan kutunjukkan kenapa ia kurang menyenangkan buatmu."

Aku menatap matanya. Ia mengedikkan dagunya, memerintahkanku untuk menurutinya.

Pelan-pelan aku berdiri, menyangga tubuhku dengan tiang yang ternyata lebih kokoh daripada perkiraanku. Meja di bawah kakiku juga ternyata cukup mantap untuk menopang kakiku yang dibungkus sepatu sandal berhak tinggi.

"A-aku tidak bisa menari..." Aku tergagap.

Seoho mulai menyalakan rokoknya. "Kau ini mantan idol. Kau bisa menari."

"Mak-maksudku, aku tidak bisa pole dance..."

"Tidak seorangpun disini bisa pole dance." Suara Seoho terdengar memaksa. "Goyangkan saja pantatmu itu sampai aku tidak tahan dan ingin menidurimu." Dielusnya kakiku. "Lalu kita akan pulang dan aku akan membuatmu tidak tidur semalaman."

Tangannya makin naik ke atas, meraba pahaku. "Dan kalau kau cukup menyenangkan, aku punya hadiah menunggumu di vila."

Aku sudah tidak ingin memikirkan apakah itu yang ia persiapkan. Hanya berusaha memaksa tubuhku bergerak menarikan tarian apapun yang kuingat.

Pandora's Dating Agency: Yoongi's Story [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang