"Hana?"
Pelan-pelan tangan Yoongi menyentuh bahu perempuan berambut coklat sebahu itu.
Perempuan Asia dalam gaun mini kuning yang sangat Yoongi kenal, karena gaun itu ia yang belikan. Kekasih perempuan itu, seorang pria berkemeja flanel dengan rambut hitam dipotong model bowl cut sedang keluar. Mungkin untuk merokok.
Saat jemarinya menyentuh kulit perempuan itu, Yoongi merasakan keringat dinginnya membayang di belakang lehernya.
Waktu seakan melambat. Ia melihat perempuan itu sedikit terlonjak, lalu berputar menghadap dirinya.
Matanya yang bulat mengerjap memandangnya, dan mulutnya terbuka membentuk huruf o.
Yoongi merasa bagaikan ada seember air dingin ditumpahkan di kepalanya. Kekecewaan dan kelegaan menjadi satu.
Perempuan bergaun kuning itu bukan Hana.
"Oh, maaf. Aku salah orang." Yoongi mengatupkan tangannya di dada lalu cepat-cepat meninggalkan perempuan itu yang kembali sibuk debgan ponselnya.
Ia kembali ke mejanya, duduk di hadapan Jenna yang sedang melamun menatap bulan.
"Kok, ke toiletnya cepat sekali?" Ia langsung menatap Yoongi.
"Penuh." Yoongi menyahut pendek. Bersyukur bahwa kursi perempuan bergaun kuning itu memunggungi Jenna, sehingga ia tidak ketahuan tadi saat menghampirinya.
Jenna kembali mengalihkan pandangannya ke balkon yang terbuka. "Perasaanku saja, atau bulan di Thailand memang lebih indah daripada di Korea."
Yoongi mentelekkan tangannya di meja, memandangi gadis di hadapannya. Ia bisa melihat kesenangan yang meluap-luap dari perempuan ini. Senyumnya tidak pernah hilang semenjak Yoongi mengajaknya berlibur.
Mereka sedang makan malam di sebuah restoran, tidak jauh dari bibir pantai. Udara pantai yang panas menerpa wajah mereka, Yoongi bisa melihat keringat mengucur di leher Jenna. Ia mengalihkan pandangannya ke bulan yang bersinar pucat.
Langit malam. Bulan. Ia menghela napas. Kemanapun ia melangkah kenangan-kenangan kecil bersama Hana selalu membayanginya.
Jenna memandangi Yoongi. Matanya berbinar. "Dan teman SMA ku ini juga terlihat makin indah setiap hari."
Yoongi tertawa. "Gombal."
"Aku sudah memujimu. Mana balon buatku?" Jenna bercanda, menyinggung balon yang menjadi bayaran saat ia melakukan live stream.
Yoongi menggeser kursinya mendekati Jenna. "Balon? Bagaimana kalau kubuat kau kehabian napas saja malam ini? Kurasa itu lebih menyenangkan daripada sekedar balon."
Jenna tertawa makin keras. Mencium Yoongi. "Yes, yes, yes."
Yoongi menciumi bibir Jenna dengan senyum terkulum. Mungkin perintah Seokjin dan Namjoon tidak terlalu buruk juga.
Sebenarnya ia sama sekali tidak memiliki keinginan untuk menikahi Jenna. Tapi ia mulai merasa senang saat bersamanya. Jadi apa salahnya?
Toh kalau garansi dari Dora tidak menghilang, artinya ia tidak akan rugi apapun.
Jenna membuka ponselnya. "Kita masih sesuai rencana awal? Nonton Muay Thai, dilanjut bubble party di Hard Rock?"
"Sounds great." Yoongi tersenyum lebar. "Besok kita ke Koh Larn, mau? Katanya pantainya bagus."
"Besok tahun baru. Apa kita tidak mau di hotel saja? Spa mungkin?"
Yoongi membuka mulutnya untuk menjawab saat ponselnya berbunyi. Diangkatnya dan dilihatnya notifikasi dari Namjoon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pandora's Dating Agency: Yoongi's Story [COMPLETED]
Romance⚠️ 21+ 🔞🌚 Underage jangan baca ⚠️ LeeHana adalah perempuan dengan impian yang sederhana, membawa keluarganya keluar dari jurang kemiskinan. Yang dimilikinya hanyalah semangat untuk meraih impian sebagai selebriti, sesuatu yang sudah dijalaninya be...