10. Yoongi VII

1K 64 50
                                    


Hari pertama kerja akhirnya datang.

Kami berdiri di trotoar yang luas, memandang ke atas. Ke sebuah gedung tinggi yang didominasi warna putih, hitam dan merah.

"KYNG ENTERTAINMENT" tertulis besar-besar di facade yang menaungi carport di depan lobi.

Bergandengan tangan, kami memasuki lobi yang sangat luas, lalu menyebutkan nama dan keperluan kami kepada resepsionis.

"Kalian terdaftar sebagai trainee baru?"

Kami mengangguk.

"Silakan tunggu sebentar." Resepsionis itu membuat panggilan telepon singkat. "Kalian akan ditemui langsung oleh Tuan ByunHyungjoon. Silakan tunggu di waiting area." Ia mempersilakan dengan tangannya agar kami menuju sebuah pojokan yang penuh dengan sofa.

Kami menunggu dengan tegang sekaligus bersemangat. Suasana disini berbeda sekali dengan agency kami dulu. Sesekali pria dan wanita berpakaian formal lewat, tetapi kebanyakan mengenakan busana yang kasual walaupun tangan mereka semua memegang clipboard, dokumen atau berjalan sambil mengerjakan sesuatu di tablet atau menelepon.

"Untung kita pakai baju ini ya." Zimi berbisik.

Sebelum pergi, kami terlibat dalam perdebatan mengenai baju apa yang kami seharusnya pakai. Akhirnya kami sepakat untuk mengikuti pendapat Jem: atasan oversized, celana jeans dan sepatu olahraga, karena "Bagaimana kalau kita tiba-tiba disuruh menari?"

"Hai, kalian sudah datang." Hyungjoon terlihat berjalan menghampiri kami.

"Kalian tepat waktu, nilai plus untuk karyawan baru." Pujiannya tanpa rona kepuasan di wajahnya. Mungkin basa-basi, atau baginya itu memang sudah seharusnya kami lakukan..

"Ini ID kalian" Hyungjoon membagikan kartu berlanyard. Di tiap kartu tergambar wajah, nama asli dan tulisan "TRAINEE" besar-besar. "Gunakan kartu ini buat membuka gerbang ini, seperti di Metro, untuk masuk ke zona khusus pegawai."

Ia berjalan mendahului kami, sambil tersenyum memohon maaf. "Ah, bicara apa aku. Pasti kalian sudah tahu kan hal seperti ini."

Kami balas tertawa canggung, mencoba menutupi kalau hal seperti ini adalah pertama kali bagi kami. "Ingat-ingat saja scene kantoran di drama TV." Begitu bisik Jem.

Tetap saja kami terpukau dan cekikikan saat gerbang itu terbuka, padahal seperti kata Hyungjoon, ini gerbang yang sama dengan di stasiun Metro. Entah kenapa, rasanya berbeda.

Digiringnya kami memasuki lift menuju ke lantai 17. Lift itu begitu luas, tapi orang yang menaikinya pun begitu banyak. Semua tampak tergesa-gesa, memampatkan tubuh mereka kedalam sisa ruangan, dan baru menyerah setelah bel tanda kelebihan muatan berbunyi.

Setelah terhimpit-himpit beberapa lama, akhirnya kami sampai ke lantai tujuan kami.

Wajah kami penuh kekaguman melihat deretan lemari penuh berisi piala dan berbagai penghargaan memenuhi dinding. Ruang kerja di kanan-kiri kami terlihat bagaikan kantor startup di majalah, dengan desain minimalis dan lampu gantung berwarna-warni.

Soori meremas tanganku. Tangannya terasa dingin. Aku balas meremasnya sambil tersenyum. "Nanti, nama kita akan ada di trophy seperti itu." Aku berbisik padanya sambil asal menunjuk satu lemari. "Hwaiting!"

Soori menatapku sambil balas tersenyum. "Hwaiting juga Oennie."

Hyunjoong membuka sebuah pintu dengan tanda "OCCUPIED". Ia mempersilakan kami masuk. "Mohon ditunggu. Direktur Kim sudah mengabarkan ia akan terlambat." Lalu ia meninggalkan kami.

Kami memasuki ruangan itu dengan ragu, celingukan memandang ruang rapat dengan belasan kursi yang sudah rapi lengkap dengan dokumen meeting di hadapan setiap kursi, coffee maker, teko listrik berisi teh panas dan tumpukan snack dan energy bar.

Pandora's Dating Agency: Yoongi's Story [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang