58. Yoongi XXXXXV

419 30 33
                                    

Jenna berdiri tertegun sendirian di apartemen Yoongi yang luas yang sunyi dan mencekam.

Tidak ada hal buruk dalam hidupnya yang bisa mengalahkan hari ini.

Duduk di ruangan yang asing sendirian selama berjam-jam, sampai akhirnya Hyungjoon dengan sangat berhati-hati memberitahunya bahwa Yoongi menghilang.

Tidak seorangpun calon ipar atau mertuanya menghubunginya apalagi menemuinya. Bahkan juga tidak calon suaminya sendiri.

Ia ditinggalkan begitu saja.

Hyungjoon pula yang akhirnya menawarkan diri untuk mengantarnya pulang.

Sepanjang perjalanan ia hanya menunduk, memandangi cincin berlian yang menghias jari manisnya. Begitu besar. Yoongi memesannya khusus untuk menutupi bekas luka yang disebabkannya.

Ia menghembuskan napas panjang. Masa depan yang ditawarkan Yoongi, tidak ideal. Tapi paling tidak terjamin.

Jenna siap mendampingi Yoongi selama ia diinginkan. Best friend forever. Klise, bodohnya ia selalu berharap.

Tapi ia tidak menyangka kalau secepat ini ia tidak lagi dibutuhkan. Yoongi tidak bodoh, ia pasti sadar meninggalkan Jenna bisa setara kehilangan bisnisnya.

Tapi, Yoongi tidak peduli. Artinya apapun itu, jauh lebih penting baginya daripada apapun.

Jenna melangkah masuk ke dalam walking closet, lalu melepaskan gaun mewah yang melekat di tubuhnya bagaikan kulit kedua. Gaun pesanan khusus dari desainer italia itu menumpuk tidak berdaya di lantai.

Disampirkannya gaun itu di kursi. Dilepaskannya cincinnya, diletakkannya diatas gaun itu.

Segera ia berganti dengan hoodie dan celana jeans. Bergegas menjejalkan barang-barangnya ke koper. Ia tidak ingin berada disini lebih lama lagi.

Saat ia beranjak, pintu ruang musik Yoongi yang setengah terbuka menarik perhatiannya. Beberapa bulan mereka bersama, ia tidak pernah memasuki ruangan ini.

Bukan karena dilarang. Tapi karena ia tidak ingin mengganggu me-time Yoongi bermusik. Yoongi bahkan masih mengurung diri disini sampai jam 4 pagi kemaren malam.

Tapi, kini ia sungguh penasaran.

Pintu itu mengayun ringan saat tangannya menyentuhnya. Menampakkan ruangan gelap dengan pendar LED berwarna hijau.

Sebuah komputer terletak di tengah meja. Layarnya menyala menampilkan sebuah video dalam kondisi pause.

Jenna tahu Yoongi tidak pernah menset password buat komputer dan ponselnya, karena seringnya ia menghancurkan benda-benda itu. Tapi ia tidak menyadari kalau bahkan Yoongi tidak pernah mensleep komputernya.

Dan sekarang video itu mendorong kakinya untuk melangkah mendekat.

Apa yang Yoongi tonton sampai pagi buta? Apakah ia membuat lagu berdasarkan video ini? Apakah video ini yang membuat Yoongi meninggalkannya?

Jemarinya gemetar saat ia memencet tombol mouse untuk memutar video itu. Tidak ada maksud buruk. Hanya dorongan emosi yang membuncah untuk mengetahui jawaban dari pertanyaan-pertanyaan dalam hatinya.

Video itu, adalah video pribadi Yoongi. Terdengar gelak dan gumaman saat ia mengatur posisi ponselnya merekam menara Eiffel di kejauhan. Lalu Yoongi melompat ke dalam scene dengan tawa lebar. "PARIS! AKU KEMBALI!!!" Ia berteriak.

Jenna tersenyum. Tapi senyum itu segera pupus. Bersama air mata yang mengalir di pipinya.

- - - 🔹🏺🔹- - -

Aku meneguk kopiku. Sangat pahit. Ciri khas kopi buatan Joy. "Sepahit hidup." Selalu begitu jawabnya setiap kali aku memprotesnya setiap kali menginap di apartemennya ini.

Pandora's Dating Agency: Yoongi's Story [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang