"SEOHO!!! TRUTH!!!" Vila kecilku riuh rendah oleh suara teriakan.
Entah apa yang Seoho dan Namjoon bicarakan saat di nightclub. Saat mereka kembali, mereka seakan sudah memiliki rencana apa yang akan kami lakukan dan bagaimana kami akan melakukannya.
Kini kami berempat duduk melingkar di ruang tengah. Berbotol-botol minuman beralkohol murahan dan berbungkus-bungkus makanan ringan di tengah kami.
Sebuah botol bir kosong tergeletak, menjadi penentu undian siapakah yang cukup sial harus menjawab pertanyaan tentang petualangan seks di masa lalu, atau siapakah yang harus kami cumbu saat itu juga, dihadapan yang lainnya.
Kami semua setengah mabuk. Pertanyaan demi pertanyaan, cumbuan demi cumbuan. Lembar demi lembar pakaian terlepas melayang ke lantai. Tatapan penuh godaan tertukar.
Kami semua hanya sama-sama berusaha menahan diri untuk tidak saling menerkam dan bercumbu di lantai yang keras dan dingin.
Aku memandang berkeliling. Namjoon tinggal berbalutkan celana boxer hitam, tidak henti menenggak minuman keras bagaikan air mineral. Cheri tinggal mengenakan legging. Rambut merah panjangnya diurai menutupi dadanya yang telanjang.
Seoho hanya mengenakan kemeja oversized yang menutupi hingga pahanya. Aku menatap ke pintu kaca yang membatasi ruangan kami dengan kolam renang. Disana terpantul bayangan seorang gadis kurus dalam pakaian dalam putih-putih.
Aku mengelus bra ku, merasakan tumpukan renda dan pita yang begitu tebal, membuat dadaku seakan dua ukuran lebih besar.
Sejujurnya aku lebih suka pakaian dalam yang simpel. Tapi semenjak bersama Seoho, ia lebih bergairah melihatku dalam pakaian dalam putih atau pastel yang imut.
Tidak jarang ia memintaku untuk tidak melepasnya saat kami bercinta. Cumbuannya menjadi lebih bergelora, seksnya pun menjadi lebih keras. Aku menyukainya. Karena itulah aku terus memakainya.
Aku teringat perkataan Cheri. Apakah ini memang sekadar aku mengikuti aturan permainan, ataukah aku memang selalu bersikap submisif? Apakah Seoho memang hanya mendominasi untuk malam ini, ataukah ia sebenarnya selalu mengontrol setiap langkahku tanpa kusadari?
Bagaimana dengan Yoongi dulu, apakah seperti ini juga hubungan kami?
Kusambar satu botol minuman entah apa, menenggaknya banyak-banyak. Mengernyit merasakan cairan pahit yang membakar tenggorokanku. Sepertinya Seoho dan Namjoon asal membeli minuman keras yang tersedia di toko.
Argh. Tidak penting jenisnya. Aku hanya ingin alkohol ini membantuku lebih menikmati malam ini.
Seoho berdiri. Kedua tangannya melambai menantang pemain lainnya. "Tanya apapun. Ayo!"
"Jumlah terbanyak yang pernah kau tiduri dalam semalam." Namjoon cepat-cepat bertanya.
Seoho mulai menghitung dengan jarinya. "Satu... Dua... Ti... TIDAK MAU BILANG!!!" Ia menjerit, tertawa cekikikan kencang, dengan cepat membuka celana dalamnya lalu melemparkannya asal-asalan.
"Argh! Kau memang cuma ingin bugil saja. Ngaku." Cheri menyergah dengan ketus.
"Nggak donk! Aset terbaikku baru akan kutunjukkan di saat yang tepat." Dengan wajah pongah ia kembali duduk di sebelahku.
"Memang apa aset terbaikmu, hah?" Namjoon penasaran.
"Tulang belikatku!" Seoho menjilat bibirnya sambil menurunkan sedikit kerah kemejanya.
Namjoon melengos. Cheri tertawa begitu kencang sambil menepuk-nepuk punggung Namjoon.
Aku menggelendot ke bahu Seoho. Mendadak merasa cemburu dengan keakraban mereka bertiga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pandora's Dating Agency: Yoongi's Story [COMPLETED]
Romance⚠️ 21+ 🔞🌚 Underage jangan baca ⚠️ LeeHana adalah perempuan dengan impian yang sederhana, membawa keluarganya keluar dari jurang kemiskinan. Yang dimilikinya hanyalah semangat untuk meraih impian sebagai selebriti, sesuatu yang sudah dijalaninya be...