Mata Yoongi tidak berkedip.
Sepasang mata bulat di hadapannya juga menatapnya tidak berkedip.
"Appa?!" Anak itu mulai merengek.
Jantung Yoongi berdegup sangat kencang. Tanpa sadar ia mengelus dada kirinya untuk meredakan detaknya.
Gadis kecil ini sangat mirip Hana. Hidungnya, dagunya, bahkan bagaimana alisnya melekuk saat ia merengut.
"LEEMINJI! SUDAH BERAPA KALI KUBILANG JANGAN BUKA PINTU..."
Sosok bergaun tidur putih muncul di belakang gadis itu. Kata-katanya terhenti mendadak saat ia melihat Yoongi.
"Yoongi oppa?" Hana tersesak, menutup mulutnya dengan kedua tangannya.
Yoongi tercekat. Hana kembali seperti sosok yang menghiasi mimpi-mimpinya. Bukan lagi gadis pucat kurus kering yang ia tinggalkan dulu.
Wajah ovalnya kini berseri, dengan pipi kemerahan dan mata yang bening. Rambut yang terurai di bahunya tampak berkilau.
Perlahan sudut bibir Yoongi tertarik naik. Secercah senyum mengembang. Senyum tertulus yang pernah ia berikan pada Hana. Penuh kelegaan melihat wanita di hadapannya ini baik-baik saja.
Suara dalam dirinya mencoba menghasutnya untuk menggenggam tangan yang menutupi bibir yang gemetar. Tapi ia menahan diri, karena ia sadar bukan dirinya yang membuat Hana berubah.
Maka ia tidak terkejut sama sekali saat Seoho muncul menyusul hanya dalam Jogger abu-abunya. Masih sama seperti dulu. Kulitnya hanya sedikit lebih gelap. Rambut hitamnya kini dibiarkan ikal, dan sedikit panjang.
Matanya menyipit lebih dulu sebelum seringai tawa lebar muncul di wajahnya. "Yoongichi, kau kembali."
- - - 🔹🏺🔹- - -
Seoho menggendong gadis kecil bernama Minji itu yang tertawa-tawa, menyandarkan kepala di bahu Seoho.
"Minji tidur lagi ya?"
Minji menggeleng. "Nonton TV."
"Di kamar Minji kan ada TV."
Minji menunjuk TV besar di ruang tengah. "Disini."
"Ada tamu." Ia berbisik ke telinga Minji. "Pembicaraan orang dewasa."
"Ewh..." Minji merengut. "Minji nggak mau ikut."
"Iya, makanya Minji di kamar saja." Seoho beringsut menggendong gadis kecil itu ke ruang musik Yoongi yang kini beralih fungsi menjadi kamar tidur tamu.
Yoongi terus memandangi Seoho hingga ia menghilang dibalik pintu. Tidak menyadari sama sekali kalau akupun memandanginya tanpa berkedip dari pojokan di dapurku.
Saat Seoho muncul kembali sambil mengenakan hoodienya, Yoongi langsung memalingkan wajah dan berpura-pura sibuk dengan ponselnya.
Aku mentelekkan tanganku di meja dapur, berusaha mengulur waktu. Tapi makin lama aku merasa makin tidak ada gunanya berpura-pura. Suasana hatiku tidak baik.
Kuhidangkan tiga gelas kopi. Lalu duduk di sebelah Seoho.
Yoongi memutar-mutar cangkir. Melirik ke arah kamar tamu. "Jadi, itu bukan anak kalian?"
"Bukan. Itu anak adikku, si Jaesook." Aku mendengus. "Si bodoh itu. Aku setengah mati mencari uang buat bayar kuliahnya, dia malah menghamili pacarnya."
"Pasrahlah Hana." Seoho tertawa kencang walaupun ia sudah mendengar keluhan yang sama terlontar dari bibirku mungkin ratusan kali. "Itu sudah lebih dari dua tahun yang lalu."
"Ah, pantas saja dia sangat mirip denganmu." Yoongi akhirnya meminum kopi panasnya.
"Hahaha. Iya. Banyak yang mengira dia anaknya Hana." Seoho menyeloroh. Lalu berdehem saat menyadari bahwa kalimatnya membuat suasana menjadi tidak nyaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pandora's Dating Agency: Yoongi's Story [COMPLETED]
Romance⚠️ 21+ 🔞🌚 Underage jangan baca ⚠️ LeeHana adalah perempuan dengan impian yang sederhana, membawa keluarganya keluar dari jurang kemiskinan. Yang dimilikinya hanyalah semangat untuk meraih impian sebagai selebriti, sesuatu yang sudah dijalaninya be...