55. Yoongi - XXXXXII

483 30 11
                                    

Segalanya bagaikan film erotis yang dramatis.

Matanya yang setengah tertutup. Punggungnya yang perlahan melengkung. Lenguhan panjang yang melengking.

Ia menggeliat bersamaan dengan setiap sentuhan. Mendesah untuk setiap kecupan. Mengejang atas setiap hentakan diantara kakinya.

Aku menjilati bibirku. Seoho duality selalu mempesonaku.

Bagaimana ia begitu kuat dan intimidatif saat menjadi dom, dan berubah menjadi begitu pasrah dan ringkih saat menjadi sub.

Jemariku menyelinap memasuki dirinya semakin dalam.

"Ahngh..." Ia mendesah.

Sedikit membengkok, menekan dinding dalam tubuhnya.

"Geukhhh..." Kali ini ia merintih.

"Slut." Aku berbisik.

"I am..." Jawaban Seoho melebur dalam erangannya.

Aku tertawa pelan. Mengeluarkan jariku dari dalam tubuhnya lalu memijat sela kakinya perlahan-lahan. "Hadiah kecil untuk jalang manisku."

Satu tanganku mengelus kejantanannya yang erat terbungkus dasi. Begitu mungil.

Setiap rangsangan memicu dirinya untuk membesar, lalu rasa sakit akan membuatnya kembali terkulai layu.

Siksaan yang membuatnya merintih pilu, walaupun dengan senyum di bibirnya.

"Mmmhhh..." Aku menggumam nikmat. Kedua bola kecil miliknya begitu pas memenuhi mulutku. Lidahku sibuk bermain-main, sementara sedotanku mengencang.

Seoho membenamkan wajahnya di bicepsnya. Tangannya yang terikat mencengkeram bantal begitu kencang.

"Ah...aahhh...ooh...mmmhhh..." Desahan tidak henti mengalir keluar dari mulutnya, sementara kakinya kini mulai menyepak-nyepak.

"Jangan gigit dirimu sendiri." Aku menarik jepitan di dadanya, membuat meraung keras. "Bilang aku kalau kau ingin sesuatu."

"Masukkan lagi... Eugh... Sedikit lagi..."

Aku mengelusnya. "Sedikit ditahan membuat orgasmemu jadi lebih panjang kan?"

Ia mengangguk pelan. "Aku...ngh...tidak tahan lagi." Napasnya mulai terdengar menderu. "Aku ingin...kau...ahhh...di dalam...heungh...waktu aku dapat..."

Aku mengecup bibirnya. "Sekarang, angkat kakimu, dan berhenti berbicara." Kujejalkan jariku ke dalam mulutnya, yang langsung dikulumnya dengan bersemangat.

Kakinya kembali terangkat tinggi, dan jemariku kembali memasukinya.

Makin lama makin dalam, makin keras. Hingga tubuhnya terguncang hebat bersama setiap hunjaman.

Cepat-cepat kulepaskan dasi yang mengikat tangannya. Ia langsung mencengkeram tanganku, menghisap lebih banyak jari.

Saat tanganku tidak di mulutnya, ia akan meracau, memaki, memanggil-manggil namaku. Ia menjambaki rambutnya, mencakari wajahnya, menariki seprai.

Hingga akhirnya mulutnya terbuka lebar di wajahnya yang mengernyit kencang. Suara serak terputus-putus yang aneh keluar dari kedalaman tenggorokannya.

Pinggulnya sesekali terangkat, mengejang, lalu kembali lemas. Jemari kakinya menggulung, menekan tenggelam semakin dalam di kasur yang empuk.

Aku menepuk pipinya pelan. "Enjoy."

Lalu aku meninggalkannya menikmati orgasme kering yang menderanya.

Kulepaskan kondom dari jemariku, lalu kubuang asal-asalan di lantai. Perlahan aku turun dari tempat tidur lalu duduk di kursi sofa single tidak jauh dari sana.

Pandora's Dating Agency: Yoongi's Story [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang