15. yoongi XII

1.1K 55 14
                                    

"Baby, baby, baby, oooh...I thought you'd always be mine.*" Yoongi bersenandung.

"Aku tidak pernah jadi milikmu sejak awal." Aku menukas dingin.

Yoongi mengangkat wajahnya dari antara kedua kakiku. Perlahan ia merangkak di atas tubuh telanjangku, hingga wajahnya tepat diatasku.

Punggung tangannya menyeka bibirnya yang menyunggingkan tawa nakal. "Are we an item? Girl, quit playing.
We're just friends, what are you saying?*" Ia kembali bernyanyi.

Aku membalasnya dengan nyanyian. "But ooh, ooh, ooh. This time, I'm telling you, I'm telling you. We are never ever, ever being together.**"

Yoongi tertawa terbahak-bahak. Ia menyeka air matanya. Yoongi tertawa kencang. "Hana. Baby. Sihir apa yang kau punya di bibirmu? Betapa mudah kau buat aku tertawa."

"Mungkin kau jatuh cinta padaku, oppa?" Aku meringis.

"Ouch! Lihat betapa sombongnya peliharaanku ini." Ia mengecupku. "Aku tidak akan jatuh cinta pada perempuan yang tidak bisa membuatku meneriakkan namanya saat aku dapat."

"Target yang sangat terukur, Direktur Kim. Tidak aneh perusahaanmu berkembang sangat pesat."

Yoongi meringis. "Shit, aku sudah mengikat tanganmu, tapi kurasa aku harus menyumpal mulutmu juga."

"Jadi kau tidak akan bisa mendengarku meneriakkan namamu, Yoongi oppa."

"Kau benar." Ia menggulung-gulung celana dalamku, lalu menyumpalkan ke mulutku. Mengedipkan sebelah matanya. "Malam ini, akan kubuat Miss V mu dulu yang berteriak. Kau bisa teriakkan namaku lain kali."

Aku melotot, cemberut. Tapi Yoongi malah memainkan alisnya menggodaku. Yang ia dengar hanyalah suara "hfft...hfft" dan wajahku yang kesal.

Aku membanting tubuhku marah. Ternyata, diikat-ikat begini tidak seenak apa yang terlihat di video-video bondage yang dikirimkan Joy.

Kakiku mulai menyepak-nyepak. Aku sungguh ingin Yoongi tau kalau ini sangat menyebalkan dan membuat semua gairahku menghilang.

Plak..plak. Yoongi menampar pipiku pelan. "Berhenti lakukan itu, atau kuikat juga kakimu."

Aku tidak mengikuti keinginannya. Akhirnya Yoongi menyerah. Dengan dengusan napas keras ia membuka sumpal di mulutku.

"Ini tidak menyenangkan!" Teriakanku langsung menyembur begitu mulutku terbebas.

Yoongi mengelus pipiku. "Jadi, apa yang menyenangkan buatmu? Kau harus beri tau supaya aku bisa lakukan padamu."

Aku terdiam.

"Kau mau kulepas ikatannya?" Yoongi mengelus bahuku.

"Mmm...tidak apa-apa."

"Jadi apa? Ayolah Hana, kita sudah bersama cukup lama. Harusnya kau tau kau bisa minta apapun diatas ranjang. Aku tidak membayarmu buat berakting orgasme. Aku suka melihatmu benar-benar merasakannya." Yoongi mulai melepaskan ikat pinggang dari leherku.

"Joy bilang kau tidak peduli dia orgasme atau tidak."

"Kau beda." Ia menukas pendek.

Aku menghela nafas. Ingin aku bertanya, apa yang membuatku berbeda. Tapi sekarang bukan waktu yang tepat. Sekarang, yang kuinginkan adalah penisnya dalam tubuhku, bukan ngobrol dari hati ke hati.

"Aku tidak apa-apa dengan makian, pukulan dan ikatannya. Tapi, lebih cepat...bisa?" Aku membuang muka. Tiba-tiba terasa memalukan meminta hal yang selama ini kupendam.

Yoongi tersenyum. "Siap laksanakan, manisku."

Ia memasukkan satu jarinya ke mulutku. Menggerakkannya keluar masuk. Sesekali ia memejamkan matanya dan menjilati bibirnya.

Pandora's Dating Agency: Yoongi's Story [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang