TW: Mengandung konten bxb
- - - 💠💠💠 - - -
"ARRRGGGHHH!!!" Yoongi tersentak terbangun. Detak jantungnya terasa menyakitkan saking kerasnya.
Ia mengelus dadanya, merasakan lapisan tipis keringat diatas kulitnya. Ia terengah-engah, kedua tangannya memeluk dirinya sendiri.
Lagi-lagi mimpi buruk itu. Mimpi dimana cinta pertamanya berjalan menjauh darinya, tidak menengok lagi. Tidak ada yang menyeramkan dari adegan seperti itu, tapi mimpi ini sudah menghantuinya bertahun-tahun.
Matanya mengernyit. Cahaya matahari begitu terang membanjiri kamar yang asing ini. "Dimana ini?" Ia mengusap matanya dengan kasar.
"Hotel." Suara yang sangat dikenalnya menyahut dari sebelahnya.
Yoongi menoleh, melihat seorang pemuda duduk ditempat tidur disebelahnya sambil menswipe ponselnya.
"Apa yang terjadi?" Yoongi merintih. Kepalanya sakit. Mulutnya pahit dan kering.
Ia berusaha turun dari tempat tidur, tapi kakinya limbung, tubuhnya sakit, hingga akhirnya ia terduduk kembali.
Pemuda itu memperhatikannya, bangkit lalu berjalan ke pantry.
Ia telanjang bulat. Dan Yoongi akhirnya tersadar bahwa demikian juga dirinya.
Di lehernya terikat sebuah dasi. Ia meringis. Diliriknya bahunya, ada bekas gigitan yang mulai membiru disana. Juga ada lebam di paha bagian dalamnya dan pergelangan tangannya.
"Kita harus bicara, Yoongichi." Pemuda itu menyodorkan sebotol air mineral kepada Yoongi. "Kau kacau sekali tadi malam. Aku tahu kau mabuk. Tapi ada apa sebenarnya?"
"Aku tidak ingat. Aku hanya ingat...Hyungjoon...ia memforward pesan dari..." Yoongi meminum lagi airnya terburu-buru hingga terbatuk-batuk.
"Pelan-pelan, sayangku." Teman kencannya mendesah. Jemarinya menyeka lelehan air di dagu Yoongi. "Minum cepat-cepat tidak akan membuatmu ingat semuanya."
Ia kembali berbaring. Yoongi mengikutinya, berbaring di dadanya yang bidang.
Yoongi melirik layar ponsel pemuda itu. Ia sedang membuka toko fashion online. "Kau mau beli apa?"
Pemuda itu menghembuskan napas keras-keras. "Kau ini kenapa jadi merepotkan sih? Sudah aku bilang semenjak awal, tidak boleh ada yang tahu hubungan kita."
"Maaf." Yoongi berbisik.
"Tapi kau malah datang ke dormku tengah malam, mabuk berat. Untung aku bisa beralasan pada memberku untuk menginap di luar."
"Lalu kau menyerangku. LITERAL menyerangku, Yoongichi. Jaketku resletingnya rusak, kausku robek. Bahkan supaya aku tidak pergi kau buang sepatu dan topiku dari balkon." Ia menghela napas lagi, sangat jelas berusaha menahan kemarahannya.
"Lalu kau memaksa membuka celanaku, memaksa memberi oral seks. Aku ini mastermu, kau tidak boleh melakukannya tanpa ijinku." Pemuda itu melirik Yoongi dengan sangat marah.
"Ke-kenapa aku melakukan itu?" Yoongi kebingungan.
"Ya mana aku tau. Kau melakukan semuanya yang kularang karena minta dihukum, karena kau bilang kau ingin melupakan sesuatu." Ia menepuk pinggul Yoongi. "Kau bisa jalan tidak? Aku sedang baik, jadi kuberi yang kau mau."
"Ngh...sedikit sakit."
"Sedikit?" Ia tertawa kencang mengecup puncak kepala Yoongi. "Aku masih terlalu baik sepertinya."
Ia bangkit menuju ke kursi tempat celana panjang Yoongi disampirkan. Dikeluarkannya dompet Yoongi dari saku celana, lalu mengambil sebuah kartu kredit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pandora's Dating Agency: Yoongi's Story [COMPLETED]
Romance⚠️ 21+ 🔞🌚 Underage jangan baca ⚠️ LeeHana adalah perempuan dengan impian yang sederhana, membawa keluarganya keluar dari jurang kemiskinan. Yang dimilikinya hanyalah semangat untuk meraih impian sebagai selebriti, sesuatu yang sudah dijalaninya be...