Yoongi berbaring melamun di tempat tidurnya. Tubuh telanjangnya hanya ditutupi oleh selimut tipis. Teman kencannya malam itu baru saja pergi, kini ia sendirian dalam kesunyian malam itu.
Dipandanginya kartu berwarna gading yang sudah kusut bekas terlipat-lipat. Tulisan di atasnya terbaca "Air menjadi darah."
Diusapnya wajahnya. Ia yakin instruksi Dora ini mengarah ke Hana, gadis yang secara tidak sengaja terkena lemparan botol airnya hingga terluka berdarah-darah.
Seperti yang Dora bilang "kau akan melihatnya saat kau menginginkannya." Tapi apakah Yoongi memang menginginkannya?
Gadis miskin, dari kota kecil, mantan idol. Jelas bukan seseorang yang dengan mudah akan diterima kedua orang tuanya. Tapi, siapa sih yang memikirkan orang tuanya? "Ini masalah uang. Pakai otak, jangan pakai hati." Begitu kata Seokjin yang diiyakan Namjoon.
Yoongi menguap, ia bukan tipe orang yang suka terlibat dalam politik keluarga yang berbelit-belit. Karena itu ia menyukai bidang entertainment yang semua begitu terpampang jelas.
Dipejamkannya matanya. Tidak lama kemudian, ia jatuh tertidur.
---🔹🏺🔹---
"Hei, Hana!"
Suara panggilan keras itu mengejutkanku. Sontak aku celingukan mencari asal suara itu.
"Hana, disini." Akhirnya aku melihat Yoongi memanggil-manggil dari dalam mobilnya, yang kacanya hanya diturunkan sedikit.
"Direktur Kim." Aku menghampirinya dan membungkuk sedikit padanya.
"Masuk. Ayo kita makan malam bersama."
Aku membeku, bingung harus melakukan apa. Apakah layak seorang pegawai yang baru diterima makan malam berdua saja dengan direktur utama di perusahaan tempatnya bekerja?
Dulu, aku dan member lain selalu menghindar apabila Bos kami mengajak makan malam. Karena kami tahu kalau ia hanya akan mendorong kami untuk melayani keinginan seksual dirinya dan tamu-tamunya.
Jadi aku tidak punya pengalaman bagaimana harus bersikap dalam suasana seperti ini.
Pintu mobil terbuka. "Masuk. Jangan buat aku menunggu." Nada suara Yoongi berubah, dingin dan bernada perintah.
"Baik, Direktur Kim." Dengan canggung aku memasuki mobilnya, duduk di sebelahnya.
Ia menset GPSnya sambil menunggu aku selesai memakai seat belt. Mobil melonjak saat ia mulai menjalankannya, langsung dalam kecepatan tinggi, memotong beberapa jalur di jalanan hingga bannya berdecit.
Sebesar keinginanku untuk menikmati kenyamanan interior sedan mewah ini, sebesar itu pula keinginanku untuk melompat keluar dan kabur sejauh-jauhnya di lampu merah pertama.
Yoongi menyetir seperti orang gila. Menyalip-nyalip, memaki-maki, membentak pengemudi lain bahkan mengerem dengan jarak sangat dekat seakan-akan ingin memamerkan kepakeman rem mobilnya.
Sekali waktu aku sangat yakin kami akan menyerempet sebuah bus yang saking dekatnya bisa kutepuk bannya disebelahku.
"YOONGI! BUS!! AWAAAAS!!!" Aku refleks meringkuk melindungi kepalaku dari impact tabrakan yang mungkin bakal terjadi. Saking paniknya, aku sampai lupa memanggilnya dengan honorific.
"APAAN SIH, BANGSAT? BIKIN AKU HILANG KONSENTRASI SAJA!" Yoongi balas memakiku lebih kencang, menyalip bus itu yang membunyikan klakson kencang di belakang kami.
Akhirnya aku merasa tidak mempunyai pilihan selain menutup kedua mataku rapat-rapat, mencoba mensugesti diri kalau Yoongi selama ini belum pernah kecelakaan, maka kami pun akan selamat kali ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pandora's Dating Agency: Yoongi's Story [COMPLETED]
Romance⚠️ 21+ 🔞🌚 Underage jangan baca ⚠️ LeeHana adalah perempuan dengan impian yang sederhana, membawa keluarganya keluar dari jurang kemiskinan. Yang dimilikinya hanyalah semangat untuk meraih impian sebagai selebriti, sesuatu yang sudah dijalaninya be...