Chapter 59

5.1K 614 268
                                    

Xiao Zhan terbangun saat mendengar suara ibu Wang Yibo memanggilnya dengan pelan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Xiao Zhan terbangun saat mendengar suara ibu Wang Yibo memanggilnya dengan pelan. Pria itu merasakan kepalanya pusing, tetapi memaksakan diri untuk duduk. Ibu Wang Yibo duduk di sebelahnya, mengaduk bubur dan memberikan padanya.

"Makan, lalu minum obat," ujarnya. Singkat dan dingin.

Pria itu mengangguk dan memakan bubur yang dibuat ibu Wang Yibo dengan pelan. Dia sudah merasa kenyang di suapan kedua.

"Sampai habis," suruh ibu pemuda itu saat melihat tangan Xiao Zhan berhenti.

Xiao Zhan akhirnya menghabiskan satu mangkuk bubur tersebut dengan patuh, lalu minum obat. Ibu Wang Yibo lalu bergegas ke dapur, membawa mangkuk tersebut. Xiao Zhan memeriksa keningnya yang ternyata terasa panas. Dia demam. Sudah lama sekali sejak terakhir kali dia mengalami demam ringan seperti ini.

Ayah Wang Yibo yang duduk dengannya di sana menunggu istrinya pergi ke dapur untuk berbicara. Xiao Zhan baru merasa canggung dan cemas sekarang. Pikirannya lebih "sakit" daripada tubuhnya.

"Kau harus berhenti datang kemari, untuk kebaikanmu," ujar ayah Wang Yibo.

Xiao Zhan tersenyum tipis. Kepalanya terasa berat dan sakit, tetapi dia masih bisa berpikir jernih.

"Terima kasih Paman dan Bibi sudah mengizinkanku masuk. Bahkan membuatkan bubur dan memberi obat."

Pria paruh baya itu menghela nafas dengan berat, "Kau benar-benar mencintai Yibo atau kau hanya..."

Xiao Zhan menyela tanpa ragu, "Saya mencintainya."

"Dia anak yang egois."

Xiao Zhan mengangguk, "Saya tahu."

"Keras kepala."

"Sangat."

"Tidak bisa dan tidak mau diatur."

"Memang cukup sulit," ujar Xiao Zhan sambil mengangguk dengan senyum tertahan.

Kening ayah Wang Yibo mengerut, "Dan kau masih menerimanya?"

Xiao Zhan mencoba memberi jawaban terbaik yang bisa diterima oleh ayah pemuda itu.

"Tidak ada orang yang sempurna, bukan? Paman hanya berbicara tentang semua kekurangan Yibo. Tetapi saya bisa menerima hingga hal paling lemah darinya. Saya juga tidak sempurna, mungkin jauh lebih buruk dari Yibo. Tapi dia menerima dan mencintai saya. Jadi...kami hanya saling menutupi kekurangan satu sama lain, menerima dan memahami. Jika Yibo bisa menerima semua keburukan saya. Bagaimana mungkin saya tidak melakukan hal yang sama? Dia bahkan mungkin jauh lebih dewasa dari yang Paman dan Bibi pikirkan tentangnya selama ini. Tetapi tidak diberi kesempatan, karena itu dia memberontak."

Xiao Zhan melihat ada perubahan ekspresi di wajah ayah Wang Yibo. Pria itu melihat ada harapan di sana. Seperti yang nenek pemuda itu bilang, jika dia bisa meluluhkan ayah Wang Yibo lebih dulu, maka lebih mudah untuknya diterima oleh ibu pemuda itu.

Things Only We KnowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang