Chapter 71

3.9K 448 190
                                    

Catatan: Hi! I'm finally back after 7 months of hiatus. Setelah namatin sequel "His till we lose' dan namatin "begin again", and ngurus "fated rule by a god" yang sudah setengah jalan. Memutuskan sudah bisa bagi fokus lagi ke sini. Masih berencana menamatkan dalam 100 chapter. Tetapi bisa berubah tergantung sikon mereka.

Since there're too much silent readers here :" jadi aku bakal nulis fokus buat versi pdf dulu karena banyak yang ngantri mau beli. Meanwhile here bakal slow update. For all my fanfic ya.

Anyway, Happy reading again!

And BJYXstillSZD as always! Love and peace!

Xiao Zhan memeluk lehernya dan tersenyum, "Kau bebas menciumku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Xiao Zhan memeluk lehernya dan tersenyum, "Kau bebas menciumku. Sebanyak yang kau mau."

Wang Yibo tidak perlu menahan diri jika sudah diundang dengan cara seperti itu. Xiao Zhan benar-benar tahu bagaimana membuatnya tidak peduli pada panggilan petugas bandara kalau dia sudah sangat terlambat dan akan tertinggal lagi.

Pemuda itu menekan miliknya yang sudah mengeras pada Xiao Zhan dan pria itu hanya tertawa pelan. Ketika memberinya ciuman yang kuat kembali, kedua kaki Xiao Zhan langsung memeluk punggungnya dan menekan. Seolah meminta untuk dicium dan ditindih lebih kuat.

Wang Yibo menjilat bibir Xiao Zhan sebelum memasukan lidah dan melumatnya. Seperti sedang menikmati sebuah permen. Basah sehingga membuatnya sangat manis.

Xiao Zhan tiba-tiba menangkup wajahnya dan membuat sedikit jarak. Pria itu terengah saat berkata dengan ekspresi memelas seolah Wang Yibo tidak akan memberi lebih.

"Bo-ge, masukkan ke dalamku...sekarang."

Wang Yibo seperti singa kelaparan ketika dia dengan cepat menggigit telinga Xiao Zhan sementara tangan kanannya menarik celana dalam pria itu hingga lepas. Dia memegang miliknya yang sudah mengeras dan mengarahkannya pada dinding daging di antara paha Xiao Zhan yang sudah berkedut.

Ketika ujung kejantanannya telah mencium tempat yang paling intim dari Xiao Zhan, Wang Yibo tiba-tiba mendengar suara gedoran yang sangat keras disertai sebuah suara.


"Wang-laoshi!"

Wang Yibo seketika membuka mata dan terbangun dari mimpinya.

"Kau sudah terlambat! Wang-laoshi!"

Pemuda itu berdecak kesal dan langsung bangun. Dia meraih ponselnya dan melihat jam sudah menunjukan pukul sembilan pagi. Ada beberapa panggilan tidak terjawab dari asistennya sejak satu jam yang lalu. Dia harus berangkat ke lokasi syuting karena adegannya hari ini dimulai pukul sepuluh.

"Aku sudah bangun," sahutnya kemudian.

Wang Yibo menyingkirkan selimut dan melihat miliknya sudah mengeras.

"Sial!" umpatnya pelan dan turun dari tempat tidur.

Dia ternyata hanya bermimpi karena sudah satu bulan tidak bertemu Xiao Zhan. Pemuda itu bangun dalam mood yang kurang bagus karena dia harus dibangukan dari mimpi yang belum selesai. Dia pergi ke kamar mandi dan bersiap-siap dengan cepat. Asisten dan bodyguardnya sudah menunggu di ruang tengah kamar hotel. Mereka terpaksa masuk sendiri karena pemuda itu tidak menjawab telepon.

Things Only We KnowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang