Chapter 24

14.1K 811 326
                                    

Jam sudah menunjukan pukul sebelas malam ketika Wang Yibo sudah berdiri di depan kamar apartemen Xiao Zhan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jam sudah menunjukan pukul sebelas malam ketika Wang Yibo sudah berdiri di depan kamar apartemen Xiao Zhan. Pemuda itu hampir menghabiskan satu botol parfum sebelum keluar dari mobil dengan membawa satu buket mawar merah dengan ukuran yang bahkan tidak bisa disembunyikan di belakang punggungnya. Dia hanya punya waktu hingga besok siang bersama Xiao Zhan dan setelah itu harus berangkat Haikou. Pemuda itu sudah lupa kapan terakhir kali dia ke apartemen Xiao Zhan, bahkan setelah mereka mulai berkencan dia sepertinya belum pernah datang lagi ke apartemen pria itu. Dan apa yang baru saja Wang Yibo ingat adalah, dia dan Xiao Zhan tidak pernah bercinta di apartemen pria itu, selalu di apartemennya atau di hotel.

Wang Yibo mengetuk pintu apartemen pria itu dan hanya menunggu tidak lebih dari tiga detik sampai pintu itu terbuka untuknya. Xiao Zhan memakai kaos putih tipis yang kebesaran untuk tubuh rampingnya hingga dapat menutupi paha dan menyembunyikan celana hitam pendek dibaliknya, seolah terlihat kalau dia tidak memakai apapun lagi selain kaos putih dengan ukuran yang memperlihatkan leher hingga bahu pria itu. Dia tersenyum sangat lembar, senyum yang menunjukan kalau dia sudah menunggu Wang Yibo setelah membersihkan diri karena rambutnya masih belum kering sepenuhnya. Wang Yibo tidak perlu menggodanya lagi seperti bertanya kenapa Xiao Zhan berpakaian seperti itu, karena pemuda itu tahu Xiao Zhan memang sengaja melakukannya.

"Lao Wang" panggilnya pelan, hampir terdengar seperti sedang menggodanya. Tidak, pria itu memang sedang menggodanya.

Xiao Zhan menutup pintu setelah Wang Yibo masuk dan pemuda itu memberikan buket mawar yang besar itu padannya. Pria itu tersenyum sambil menatap bunga itu sementara Wang Yibo telah selesai membuka sepatunya ketika pemuda itu tiba-tiba sudah menciumnya hingga terdorong ke tembok. Xiao Zhan terkejut sesaat lalu tersenyum bersamaan dengan tangannya yang memeluk pemuda itu erat masih dengan mawar di tangannya.

"Zhan-ge" bisik Wang Yibo sebentar sebelum kembali mencium Xiao Zhan seperti sedang kelaparan. Pria itu cukup mengerti untuk membuka mulutnya tanpa diminta agar pemuda itu bisa memasukkan lidahnya dan bermain di sana untuk waktu yang sama. Tangan kanan Wang Yibo memeluk pinggannya sambil menekan tubuh Xiao Zhan semakin menempel padanya sementara tangan kiri pemuda itu berada di pipi Xiao Zhan untuk menahan pria itu menutup mulutnya.

Xiao Zhan merasa sedikit sakit pada bibirnya karena pemuda itu menciumnya terlalu terburu-buru hingga dia harus memaksa Wang Yibo untuk memberikan jeda sebentar. Dia menatap pemuda yang sudah bernafas sangat berat karena tidak bisa menahan dirinya itu lalu berkata.

"Tenanglah, aku tidak akan kemana-mana, tidak perlu buru-buru"

Kening Wang Yibo mengernyit dan dia sepenuhnya mengabaikan perkataan Xiao Zhan karena sekarang dia sudah menjilati bibir pria itu sebelum kembali mencium dan menggigitnya. Xiao Zhan pada akhirnya hanya harus menyerah dan tidak bisa menolak pemuda itu untuk melakukan apapun yang dia sukai.

"Zhan-ge...aku ingin masuk...sekarang" desisnya ketika mengambil nafas tepat ketika Xiao Zhan merasakan milik Wang Yibo telah mengeras karena pemuda itu masih menekan tubuhnya. Untuk pertama kalinya Xiao Zhan berani memikirkan hal seperti yang sedang ada di kepalanya sekarang, mungkin karena dia juga terlalu bersemangat, mungkin karena Wang Yibo yang terlihat menggemaskan ketika tidak bisa menahan diri, atau hanya dirinya yang memang ingin milik pemuda itu berada di mulutnya. Wang Yibo kaget ketika Xiao Zhan tiba-tiba turun dan menunduk di depannya sambil menaruh buket mawar itu di sampingnya.

Things Only We KnowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang