Chapter 28

9K 733 374
                                    

Xiao Zhan membuat ibunya pusing karena sejak tadi pria itu tidak bisa diam di satu tempat lebih dari satu menit dan terus bergerak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Xiao Zhan membuat ibunya pusing karena sejak tadi pria itu tidak bisa diam di satu tempat lebih dari satu menit dan terus bergerak. Dia juga tidak melepas ponselnya satu detik pun. Ibunya yang sedang memberi makan Jianguo sambil menonton televisi sampai lelah melihat adegan yang sama itu berulang kali.

"Ah-Zhan, kenapa kau tidak bisa diam?" ibunya akhirnya menegur sambil mengusap Jianguo.

Pria itu melihat ibunya sebentar sebelum duduk kembali setelah berpindah dari sofa satu ke sofa yang lain. Setelah berpindah dari ruang televisi hingga ke kamar lalu kembali lagi, begitu terus.

"Ibu tidak akan menggigitnya" tambah ibunya lagi. Dia tahu kenapa putranya tidak bisa diam dan merasa cemas seperti itu, karena Wang Yibo, pemuda itu akan segera sampai. Xiao Zhan seharusnya tidak memiliki jadwal pulang hari ini tetapi karena pemuda itu akhirnya libur, dia harus kembali.

Sebenarnya ibu Xiao Zhan tidak begitu percaya kalau pemuda itu mau menemuinya, tetapi sekarang dia sedang dalam perjalanan kemari dan itu membuatnya tersentuh. Namun jauh di dalam hatinya, perempuan paruh baya itu masih berharap kalau pemuda itu tidak akan datang. Dia masih berharap kalau hubungan putranya dan pemuda itu hanya ketertarikan sesaat yang begitu dihadapkan pada permasalahan seperti ini, keduanya akan mundur bersama. Sejak Wang Yibo datang ke rumahnya terkahir kali, meskipun Xiao Zhan tidak ada di sini, hubungannya dan suaminya menjadi sedikit kaku. Tetapi mereka sama sekali tidak membicarakan hal yang membuat suasana di rumah menjadi tidak enak, hanya bersikap normal namun tidak sehangat biasanya. Ibunya ingin memulai pembicaraan tentang hubungan putra mereka dan Wang Yibo tetapi suaminya masih memberikan aura yang sama, "Tidak ada lagi yang perlu dibicarakan".

Xiao Zhan mengecek ponselnya lagi sebelum bertanya, "Ma, kau ingin mengatakan apa padanya?"

"Kenapa? Mau membantunya menjawab?"

Wajah Xiao Zhan terlihat semakin tidak enak, "Jangan katakan sesuatu yang membuatnya sedih"

Ibunya menghela nafas dan tersenyum lembut. Dia memandang putranya yang duduk di sofa sambil menatapnya dengan wajah cemas dan memohon itu. Siapapun tidak akan tega untuk melihat ekspresi menyedihkan itu terlalu lama, apalagi orangtua sepertinya. Dia paling tidak menyukai melihat Xiao Zhan sedih apalagi sampai menangis. Namun dia tidak selembut perasaannya pada putranya untuk bisa menerima seseorang yang datang untuk mengambil orang yang paling dia cintai, seseorang yang mungkin datang bukan untuk pergi lagi. Karena Wang Yibo terlihat seperti seseorang yang akan datang mengambil putranya dan tidak akan dikembalikan, pemuda itu mungkin akan mengambilnya selamanya. Ini bukan pertama kalinya perempuan paruh baya itu berhadapan dengan orang yang sedang dikencani Xiao Zhan. Meskipun dulu dia pernah mengira putranya akan menikah dengan gadis yang dia kencani saat kuliah, karena keduanya terlihat begitu akrab dan nyaman satu sama lain. Tetapi ini adalah kali pertama dia berpikir dengan sangat serius tentang hubungan putranya dengan seseorang.

Wang Yibo berbeda dengan gadis-gadis yang pernah berkencan dengan putranya, bukan karena perbedaan mereka laki-laki dan perempuan. Tetapi karena gadis-gadis itu memberinya kesan kalau mereka datang namun akan pergi cepat atau lambat. Dan pada akhirnya Xiao Zhan benar-benar membawa seseorang yang membuatnya merasakan kalau orang itu, pemuda itu, datang pada keluargnya dan tidak akan pergi. Pemuda itu akan bersama mereka meskipun dia telah mengambil Xiao Zhan untuk berada di sisinya. Wang Yibo datang pada mereka secara baik-baik, entah dia harus menerima atau menolak, dia juga harus melakukannya dengan baik-baik pula.

Things Only We KnowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang