Chapter 94

2.2K 242 52
                                    

Pukul enam pagi, Xiao Zhan dan Wang Yibo sudah bersiap untuk hiking di salah satu gunung yang tidak begitu tinggi, hampir seperti bukit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pukul enam pagi, Xiao Zhan dan Wang Yibo sudah bersiap untuk hiking di salah satu gunung yang tidak begitu tinggi, hampir seperti bukit. Mereka harus naik sepagi itu supaya bisa turun lebih cepat juga. Itu bukan gunung liar atau semacamnya. Seperti tempat wisata jadi ada jalan setapak yang dibuat khusus untuk sampai ke atas.

Setelah tiga puluh menit, Xiao Zhan berhenti dan menoleh untuk kesekian kali. Menunggu Wang Yibo menyusul dengan jarak lebih dekat, baru mulai naik lagi.

"Ini hanya gunung biasa, bagaimana kalau nanti ke gunung di Mongolia yang lebih sulit?" Xiao Zhan berkata.

Wang Yibo yang berada tidak jauh di belakangnya menyahut, "Aku memang lemah."

Pria itu tersenyum sinis, "Ya, kau hanya kuat saat sex. Cepat, aku menunggu."

Meskipun berolahraga juga, tetapi Wang Yibo tidak serajin dan seintens Xiao Zhan kecuali untuk kebutuhan syuting. Jadi secara kekuatan fisik pria itu lebih kuat darinya. Hanya saja sering berpura-pura lemah atau hanya refleks karena Xiao Zhan terbiasa dimanja olehnya. Termasuk saat pertama kali mereka dekat lima tahun yang lalu. Itu cara Xiao Zhan memberitahu jika pria itu sudah nyaman dengan seseorang.

Wang Yibo mengambil nafas panjang setelah sampai di depan Xiao Zhan lagi. Pria itu memegang kedua tangannya, "Masih bisa lanjut? Istirahat sebentar dulu," ujarnya dan pemuda itu mengangguk.

"Zhan-ge, kau tidak jalan, tetapi lari. Kenapa jalanmu sangat cepat?"

Pria itu mengarahkan kipas hitamnya pada Wang Yibo sebentar, "Bukan aku yang lari, kau yang lamban."

Xiao Zhan ingin segera kembali ke mobil karena cuaca hari itu ternyata lebih panas dari yang dia kira padahal selama beberapa hari terakhir cukup mendung. Makanya dia mengusulkan untuk pergi jalan-jalan ke sana meski di musim panas seperti itu.

Mereka melanjutkan mendaki selama tiga puluh menit dan akhirnya sampai di gua kecil di atas gunung yang dituju. Keduanya duduk menikmati pemandangan dan istirahat dengan minum air putih yang mereka bawa. Tidak ada siapa pun di sana karena mereka sengaja mendaki pagi untuk menghindari orang banyak.

Xiao Zhan mengambil beberapa foto pemandangan gunung-gunung lain disekitar. Matahari sudah terbit sepenuhnya. Pria itu juga mengambil beberapa foto Wang Yibo. Bergantian, pemuda itu juga memotret Xiao Zhan dengan kemara yang sama tetapi harus diulang beberapa kali karena skill fotonya seperti anak sekolah dasar. Keduanya lalu mengambil foto bersama menggunakan ponsel.

"Sangat nyaman dan segar untuk bisa melihat pemandangan seperti ini setiap pagi," ujar Wang Yibo.

"Makanya aku ingin rumah yang tidak berada di tengah kota. Aku ingin melihat pemandangan gunung atau laut."

"Kita sudah punya beberapa pilihan, bukan?"

Xiao Zhan menjawab, "Tetapi tidak boleh dibeli dulu. Kita belum lihat semuanya. Aku ingin membuat desain sendiri."

Things Only We KnowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang