Buat kamu, aku gak ada habisnya.

19 23 0
                                    

Setelah melalui perjalanan yang cukup panjang, melewati perkotaan dan menembus pedesaan.
Kami berdua sampai di tempat yang ku rahasiakan keberadaannya untuk diberitahukan pada Alyssa.
Ya, kami tiba di destinasi yang Tuhan ciptakan dengan alami. Sanghyang heuleut.
Sebuah surga di bumi yang terletak di kota Padalarang, Jawa Barat.
Tempat ini merupakan sebuah danau kecil yang memiliki warna air yang mampu berubah-rubah tergantung kondisi. Terkadang bisa sebiru langit, atau hijau lumut. Tergantung bagaimana cuaca.
Namun, tidak merusak nuansa yang di sajikan meskipun terlihat seperti gelam jika berwarna hijau, tapi airnya jernih sekali jika dari dekat.
Mungkin bisa terbayang bagaimana jika warnanya sedang berwarna sebiru langit. Dan kali ini, entah kebetulan atau memang sudah di rencanakan oleh semesta. Aku mendapati air yang membentang biru.
Namun, benar-benar memerlukan perjuangan dan pengorbanan waktu dan tenaga yang tidak sebentar untuk tiba di penghujung surga yang tersembunyi ini. Sebab, sering kali sebuah citra yang tercipta sempurna tersimpan di tempat yang jarang terjamah oleh banyak makhluk hidup, agar tetap terjaga apapun yang tersimpan di dalamnya.

"Ray.."

Lirih perempuan di sebelahku setelah melalui perjalanan panjang dengan benar-benar berjalan kaki untuk sampai di sini. Sebab, kami hanya di perbolehkan memakai kendaraan sampai di gerbang loket saja.

"Maaf karena membawamu ke tempat yang membuatmu kelelahan, Sa. Ini, minum dulu."

Aku menyodorkan air mineral yang kami beli di sebuah swalayan saat tadi beristirahat sejenak di tengah perjalanan.
Ia langsung meraih apa yang ku berikan dan segera menikmati dengan menenggaknya tanpa melakukan basa-basi lagi.

"Mari, kita cari tempat kosong untuk rehat."

Setelah melihatnya selesai menenggak satu botol air mineral yang ku berikan, aku segera meraih tangannya tanpa meminta persetujuan.
Aku memilih tempat untuk beristirahat yang lokasinya dekat sekali dengan pemandangan yang mampu memanjakan mata.

"Lelah, tapi terbayarkan setelah melihat semua ini."

Saat aku sedang membereskan tempat untuk lebih nyaman ketika ditempati, gadis cantik di sebelahku berbicara sambil menatap dengan raut serius terhadap apa yang sedang di saksikannya dengan empat mata tanpa rekayasa.

"Aku sudah berani jamin untuk hal itu sebelum memperlihatkan tempat ini padamu. Semua yang terasakan lelah, pasti terbayar tuntas ketika sampai."

"Apakah tempat seperti ini merupakan bocoran dari Tuhan terhadap surga, Ray?"

Aku tercengang setelah mendengarkan perkataan alihan Alyssa dari apa yang ia sampaikan dan begitupun sebaliknya.
Perasaan manusia satu ini, benar-benar sulit ditebak. Terkadang, aku seringkali kehabisan akal mendapatinya.

"Mungkin. Ini hanya sebagian partikel kecil sekali seperti kuman jika di bandingkan dengan surga."

"Sungguh?"

Tatapannya terseret seketika seperti biasa jika menemukan dan mengetahui sesuatu yang belum ia ketahui asal-usulnya sebelumnya.

"Aku tidak bisa menjanjikan benar atau tidaknya untuk hal itu. Sebab, semua hanya rahasia Tuhan semata. Aku hanya menyampaikan sesuatu apa yang pernah sampai padaku saja. Namun aku tetap percaya, karena yang memberitahukanku hal itu bukan manusia sembarangan arah."

"Ya, aku pun percaya untuk itu."

"Ngomong-ngomong soal surga, aku mempunyai suatu hal yang kaitannya sangat dekat dengan itu. Mau tahu? Ini terjadi kemarin malam."

"Soal apa?"

"Bidadari."

Dia benar-benar membalikkan arah posisinya menghadap padaku. Dengan telinga yang sudah siap terpasang jelas untuk mendengarkan sesuatu yang akan ku sampaikan.

Renjana, semestaku hanya tentangmu. (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang