Utas.

49 31 0
                                    

Ketika sampai dan membenarkan posisi kendaraan ku pada tempat biasanya, aku melihat Mama sedang diteras Rumah. Entah sedang menunggu, atau memang ingin saja diam disitu.

"Habis darimana kamu?"
"Kebiasaan ya, Ray. Akhir-akhir ini kamu pulang terlambat terus."

Saat aku menghampiri untuk mengucapkan salam, tanpa memberi kisi-kisi Mama menyerang ku sekaligus dengan soal kuadrat.

"Iya, Ma. Maaf. Tadi Ray nongkrong sebentar sama teman."

Jawab ku datar, sambil menyiuk tangan beliau untuk ku letakkan pada bibir sebagai tanda salam bahwa aku sudah datang dan pulang.

"Temen yang mana? Jangan belajar bohong ya Ray! Mirzha sama Nizar sudah pulang daritadi."
"Pakai alasan nongkrong segala."

Mama menepis tangan ku dan meledakan terus-menerus dengan bom pertanyaan.

"Memangnya, Ray nggak boleh punya teman lain, Ma?"

"Siapa memangnya yang ingin berteman dengan kamu?"

Ini sebenarnya menyakitkan, namun sudah sering sekali dilontarkan. Jadi, aku sudah mulai terbiasa.

"Iya, Ma. Terserah Mama. Ray mau mandi dulu."

Tanpa basa-basi lagi, aku mengusaikan pembicaraan dengan berjalan melewati Mama.

"Lihat saja nanti, ya! Mama pasti bakal bilang sama Papa kamu! Setiap Mama ngomong, selalu pergi."
"Awas saja!"

Aku tak menggubris, langsung saja ambil handuk dan menuju kamar mandi.

Ya, memang. Dengan orang tua sendiri saja aku tidak terlalu dekat, bahkan mereka kadang tidak tahu aku sudah berbuat hal apa saja. Ditambah, aku tak pernah mempublish hal apapun yang aku kerjakan. Apa-apa, selagi aku masih bisa memperjuangkan sendirian,
aku tidak akan pernah merepotkan orang lain untuk ikut campur masuk ke dalam masalah, itu janji ku terhadap diri sendiri.
Egois sudah melekat pada diri ku dan sudah menjadi darah daging, sifat keras dan ambisius sudah ku tanamkan sejak dini.
Jadi, tidak heran aku mengenal orang-orang hanya yang tertentu saja.
Jika aku nyaman, dan bisa berdiskusi akan masuk pertimbangan, jika tidak ya pergilah.
Aku malas membuang bualan.

Renjana, semestaku hanya tentangmu. (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang