Embun

65 28 0
                                    

Malam kemarin, kuhabiskan hingga pergantian hari. Dan saat pada dini harinya, kami memutuskan untuk selesai dan kembali pulang ke habitat masing-masing.
Waktu memang cukup kejam memakan detik demi detik, sehingga setiap saat terasa sarat jika tidak dinikmati.

Aku terbangun.
Kulihat jam menunjukan pukul 5 pagi, mengembalikan kesadaran sebentar dan aku langsung beranjak dari kasur untuk bersiap mengarungi hari-hari seperti biasa lagi.
Lalu, saat sedang membereskan persiapan, handphoneku bergetar dan layar memunculkan notifikasi dari Alyssa.

"Assalammualaikum."
"Hei, Selamat pagi."
"Maaf kemarin nggak sempat balas, karena aku sudah tidur saking lelahnya."
"Hope u enjoy today, cheers up!"

Lagi dan lagi, kombinasi rasa yang membuatku semakin selera menjalani hari dengan penuh semangat dan keberanian.

"Wa'alaikumsalam, Alyssa."
"Selamat pagi kembali."
"Tenang saja, saya sudah menebaknya."
"Have a great day, sweetie!"

Aku membalas pesannya dengan rasa antusias.

Sambutan pagi yang cukup menyegarkan, meskipun sebenarnya jam tidurku benar-benar kurang. Namun karena disajikan menu sarapan yang menggiurkan, berupa perhatian kecil dari wanita yang sangat berharga, jadi pasti ku santap dengan lahap untuk menemani menjalani waktu-waktu hari ini yang akan datang.

Aku berniat untuk menjemputnya siang nanti, sepulang sekolah.
Dan ketika waktu istirahat, aku akan mengabarinya, mengajak berkompromi untuk menyepakati tawaran yang dibumbui sedikit paksaan.

Sedikit demi sedikit, matahari mulai menjulang tinggi. Itu menandakan bahwa aku sudah harus berangkat ke sekolah sebelum terlambat.

***

Jam istirahat berbunyi.
Seperti biasa, manusia saling berdesakan demi memenuhi keinginan hasratnya.
Aku tetap tidak tertarik, aku lebih memilih menjauh dan mengabulkan rencana yang sudah dirancang tadi pagi. Aku pergi menuju ke perpustakaan sekolah untuk mencari situasi yang lebih tenang, dan tidak terlalu banyak orang.
Sebelum masuk ke dalam, aku menelepon Alyssa terlebih dahulu untuk memberi tawaran.

"Assalammualaikum. Halo?"

"Wa'alaikumsalam, kenapa Ray?"

"Gawat Sa, ada hal penting yang perlu saya sampaikan!"

Sengaja ku ubah nada bicara, agar dia sedikit cemas dan bertanya-tanya.

"Hal penting soal apa?!"

Nada bicaranya ikut meninggi.

"Jadi begini, pulang sekolah nanti. Kamu mau saya jemput, kan?"

"IH, RAYYAN! Aku kira apa.."

Tiba-tiba melodi yang tadinya sedang di ritme tinggi, seketika berubah drastis menjadi di titik rendah bahkan hampir kehilangan suara.

"Penting, bukan?"

"Hm.."

Mungkin dia sedikit kesal, jadi menjawab ku hanya dengan dengungan suara.

"Jelas setuju, bukan?"

Aku meyakinkan.

"Iya, deh."

"Yash! See u, Alyssa."
"Selamat istirahat!"

"Iya, see u."

Ia menutup telponnya, aku bersorai dalam hati kegirangan.

Semesta begitu baik sekali, memberiku kesempatan untuk kesekian kalinya menikmati kebahagiaan yang belum pernah datang sebelum ini.
Aku sangat senang, ini pertemuan tidak sengaja yang sudah di rancang baik oleh Tuhan.
Keletihanku saat mencari diri di obati sekaligus oleh pelipur lara hati.

Renjana, semestaku hanya tentangmu. (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang