Sampai di penghujung Juni, sebentar lagi bulan yang istimewa bagi Bapak Sapardi Djoko Damono dan kekasihku ini akan segera usai dan pergi. Namun sebelum itu semua berakhir ada sesuatu yang akan mengiringinya sebelum semuanya benar-benar selesai, yaitu persembahan salam perpisahan. Dan ya, tepat sekali pada hari ini, hari dimana sesuatu tlah lama di nanti kedatangannya, yaitu hari Alyssa lahir ke bumi.
Entah kebetulan atau memang sudah direncanakan oleh semesta, aku sedang cuti bekerja hari ini. Ya, karena memang hari dimana aku memiliki jeda waktu dalam bekerja.
Aku berencana untuk memberikan kejutan padanya di hari yang sangat special baginya, dengan melibatkan seluruh sahabatku. Yaitu Mirzha, Nizar, Wisnu, dan Rian. Bahkan, keluarga Alysssa.
Sebelum memutuskan untuk melaksanakan rencana kejutan dalam rangka merayakan Alyssa bertambah usia, aku sudah memastikan terlebih dahulu untuk meminta persetujuan apakah mereka yang akan ku libatkan bersedia untuk ikut serta atau tidak, terutama sahabat-sahabatku. Jika perihal keluarga Alyssa, aku yakin seribu persen pasti akan siap dan menyetujui semuanya. Dan ternyata seperti apa yang ku harapkan, mereka semua menyetujui tanpa basa-basi kembali seperti apa yang ku minta, seolah-olah jawaban mereka serentak terpukul rata dalam kata "iya".
Aku pun menghubungi nomor telepon rumah Alyssa untuk mengabari Ibuknya, bahwa ada sesuatu yang ku rencanakan di hari ulang tahun putrinya.
Sengaja aku menghubungi nomor tersebut agar tidak ada kecurigaan pada Alyssa, agar apa yang ku rancang berjalan sempurna.Setelah aku berbicara panjang lebar, menjelaskan inti pembicaraan yang sudah mempunyai arah, Ibuk Alyssa sangat setuju, bahkan beserta Ayah dan Kakak laki-laki satu-satunya yang memiliki kecemburuan melebihi batas kadar itu memberikan apresiasi dengan siap membantu.
Sungguh, aku senang bukan kepalang, apa-apa yang ku dambakan ternyata menuai hasil yang memuaskan.
Semesta memang benar-benar pemberi kejutan yang tidak diduga-duga.***
Rencana pertama dimulai.
Sesuai yang sudah ku arahkan, aku membiarkan salah satu sahabatku untuk menjemput dan mengajak Alyssa segera pergi ke Indekosku.
Dan menyampaikan kabar tidak benar sebagai pengalihan bahwa aku tlah dikeroyok segelintir orang tidak dikenal. Agar Alyssa setuju untuk pergi bersama sahabatku, karena jika tidak seperti itu, dia pasti enggan pergi apapun yang terjadi, terkecuali hal-hal yang berkaitan dengan perasaannya. Dan kini, perasaan itu sudah kami bagi menjadi dua untuk saling mengutuhkan dan menguatkan. Sebaik itu memang dia menjaga perasaan yang sudah kami rajut bersama-sama. Perihal yang sangat jenaka, bukan? Jika aku tidak bersyukur memiliki wanita yang mampu membantuku mengubah pandangan terhadap dunia.
Maka dari itu aku perlu memakai taktik ini untuk melancarkan rencana, agar nantinya semua tetap berjalan meskipun akan ada sedikit yang meleset dari angan-angan.Rencana pertama, selesai dengan sempurna. Seperti yang sudah ku perkirakan, aku mendapat kabar dari Mirzha bahwa ia khawatir bukan main setelah mendengar isu bohong tersebut. Air mukanya berubah dengan cepat begitu mendengar apa yang sudah disampaikan, kesedihan dan kekhawatiran sedang menjalar dengan cepat melalui darahnya.
Namun, aku tidak di lokasi yang direncanakan. Aku segera pergi ke rumah Alyssa bersama sahabatku yang lain setelah mendapatkan kabar bahwa Mirzha tlah berhasil membawa pergi Alyssa, dan itu memang saat yang tepat untuk kami memulai rencana yang lainnya.
Aku sangat tidak sabar melihat ekspresinya yang menahan kesal dan sedih di waktu yang bersamaan.Sudah selesai semua, yang ku persiapkan dan ku rencanakan. Kini hanya tinggal menunggu waktu yang tepat itu datang, seorang korban yang menjadi tokoh utama dalam skenario yang sudah ku ukir dengan matang.
Cukup memakan waktu yang panjang menanti target untuk datang, karena aku sudah mengabari Mirzha untuk jangan langsung mengembalikan Alyssa ketika sudah sampai di sana, aku menyuruhnya untuk berkeliling dahulu ke tempat-tempat yang sering ku datangi dan tempat kejadian yang menjadi penyebab isu itu ada untuk mencari keberadaanku di mana.***
Saat semua yang ikut serta sudah mulai suntuk karena menunggu yang dinanti lama tiba, akhirnya pucuk yang ditunggu-tunggu menunjukan batang hidungnya dari kejauhan. Motor Mirzha berderu kencang akibat knalpot yang berisik itu sudah cukup sebagai pertanda bahwa mereka berdua sudah dekat dari lokasi terakhir sebagai puncak dari titik penyelesaian. Tanpa mengulur waktu lagi, aku memberikan aba-aba untuk segera bersiap dan mematikan seluruh lampu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Renjana, semestaku hanya tentangmu. (END)
RomanceBukan, ini bukan sepenuhnya tentang kisah cinta. Ini tentang perjalanan seorang laki-laki yang berusaha menjadi yang terbaik untuk keluarganya, untuk sahabatnya, dan untuk seseorang yang menjadi tumpuannya dalam melanjutkan kehidupan. Sebab, ia hany...