Hari yang mendung ditambah pendingin ruangan yang masih menyala, membuat Laras agak menggigil dan pusing. Setelah mematikan pendingin ruangan pun tak membuat Laras membaik, sebab di luar gedung ternyata sedang terjadi hujan yang begitu deras seolah tiada hentinya, ditambah tak adanya penghangat ruangan yang mengakibatkan Laras merasa kondisinya semakin buruk.
Sesekali gejala flu menyerangnya. Pada saat menggunakan komputer, kepalanya terasa berdenyut dan tiap kali memandang cahaya monitor komputer, hal itu menyebabkan bola matanya memanas dan berair.
Laras memijat ringan kepala dan meneguk pelan teh hangat miliknya, kemudian merapatkan jas milik Gavin untuk menghangatkan tubuhnya.
"Persetanlah jas ini milik setan, yang penting bisa kepake untuk memberikan sedikit kehangatan," celetuk Laras acuh sambil berbicara pada Audi lewat sambungan telepon.
"Enak nggak tuh? Perasaan pasti seperti sedang dipeluk empunya nggak," goda Audi.
Seketika Laras dengan cepat melepas jas dari tubuhnya. Ngeri saja membayangkan Gavin sedang memeluknya, sungguh Laras tak sanggup membayangkannya.
"Amit-amit!!" Tegasnya mengelak dan menyebabkan gelak tawa Audi terdengar di seberang sana. "Jangan sembarangan ngomong dong, Di. Kalau kejadian bagaimana?" Cerocos Laras sebal.
"Kamu nikmati saja," jawab Audi tanpa pikir panjang. "Kan anget tuh dan enak lagi berada dalam pelukan cowok tampan mempesona ...."
Laras memungut jas Gavin dan mengenakannya kembali. Bukan karena ia membayangkan atau merasakan pelukan Gavin, tapi karena ia sudah tak tahan kedinginan.
"Kalau gitu, kamu aja yang ngebayangin rasanya dipeluk oleh baginda yang mulia dan terhormat Gavin Ivander Zeroun!" Seru Laras sambil asik berusaha menarik nafas dengan hidungnya yang terasa tersumbat.
Bukannya langsung menjawab, Audi yang masih terhubung panggilan telepon dengannya malah kembali terkekeh dengan suara menggodanya. "Ciee-ciee ... Masih ingat aja nama setan tampan satu itu. Jadi inget deh, pasca SMA dulu kamunya yang pernah tersungkur jatuh bersujud tepat di depan kakinya ...."
Ingatan Laras langsung mengenang masa SMA-nya. Pada saat itu pernah sekali ketika kelasnya riuh berisik seperti sedang melakukan aksi demo. Ada murid yang asik menyanyi, mengobrol, bercanda dan segala macam hal lainnya. Hal itu terjadi karena diakibatkan, oleh Guru yang mengajar di kelas mereka datang terlambat dan mereka penghuni kelas itu memanfaatkannya dengan buruk dan merusuh.
Akan tetapi hal itu tak berlangsung lama, pada saat tiba-tiba Gavin setan tampan itu tiba-tiba saja tanpak tak jauh serta sedang berjalan menuju kelasnya. Seluruh murid rusuh dalam kelas berhamburan berlari menuju ke tempat duduk mereka semula.
Laras juga melakukan hal yang sama, akan tetapi nasibnya begitu sial. Bertepatan dengan Gavin yang masuk kelasnya, Laras datang dari arah berlawanan hendak menuju tempat duduknya, namun karena tak hati-hati kaki Laras tersandung sesuatu dan mirisnya ia mendarat dengan posisi yang tidak menguntungkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped In Marriage [The End]
Teen FictionGavin pernah merutuki bahwa mana ada lelaki manapun yang mau dengan perempuan bodoh seperti Laras, namun siapa yang menyangka justru Gavin sendirilah yang menikahinya. "Dasar gadis bodoh, tidak satu pekerjaan pun becus kamu lakukan!! Masakanmu keas...