Setelah mendapat teguran dari wanita paruh baya yang merupakan ibunya Gavin. Mereka kini duduk menunduk bagaikan anak kucing yang baru saja ketahuan mencuri ikan.
Diana menghela nafasnya panjang, pusing memikirkan alasan kerusuhan yang baru saja terjadi. Hanya karena masalah Laras yang sakit dan Gavin yang bersikeras hendak membawanya ke dokter, hal itu sudah menciptakan keributan besar. Ah, sudahlah. Anak muda sekarang memang begitu suka membuat orang tua tak habis pikir akan ulahnya.
"Hanya masalah itu kalian sampai bertengkar berteriak ribut satu sama lain? Apa kalian tidak malu ditonton karyawan butik yang lain?!" Diana bertanya dengan serius sambil memijat ringan pelipisnya. Sungguh anaknya ini dan juga Laras sudah berhasil membuatnya pusing.
"Maaf, Bu. Saya tidak akan mengulangi kejadian itu lagi."
"Gavin juga Ma ... Gavin menyesal sudah melakukannya. Lain kali kalau gadis ini tidak mau dibawa ke dokter, Gavin tidak akan mendebat dan menyeret paksa, tapi langsung menggendongnya saja, supaya kejadian ini tidak terulang kembali."
Laras melotot kesal mendengar jawaban Gavin. Astaga pria ini, menyebalkan sekali dan sekaligus rese terhadap urusan orang lain. Seharusnya mau Laras sakit atau apapun itu dia tak perlu segitunya, sebab mereka bukanlah siapa-siapa bagi satu sama lainnya.
"Yasudah, kalau begitu. Pergilah antar Laras ke rumah sakit agar demam yang dialami olehnya bisa segera ditangani," usir halus Diana. "Dan oh, ya. Laras kamu ini menurut lah perkataan Gavin. Biarkan dia mengantarkanmu. Lagian putraku benar dan tidak ada salahnya. Entahlah apa yang membuatmu begitu menolak niat baiknya, tapi aku harap itu tidak merusak hubungan kalian," sambung Diana memancing Gavin atau Laras menggunakan kalimatnya.
Namun bukannya terpancing, Laras dan Gavin malah saling menatap tajam satu sama lain sebelum kemudian membuang wajah satu sama lain dengan kompak dan berbarengan.
"Baiklah kalau begitu, Saya izin pulang Bu."
"Gavin juga, Ma."
"Baiklah dan berhati-hati di jalan, curah hujan yang deras pasti membuat jalan raya licin dan mungkin beberapa jalan sudah di tutup. Satu lagi, Mama harap pertengkaran kalian tidak berlanjut di mobil!"
Gavin mengangguk begitu juga dengan Laras
'Mereka tidak mengelak perkataan ku yang sebelumnya, tidak menepis sama sekali saat aku mengatakan mereka berhubungan, jadi apakah dua orang ini mempunyai hubungan? Jas Gavin ada pada Laras dan Gavin putraku ini ....' batin Diana memperhatikan Gavin yang beranjak bersama Laras. 'Gavin, anak nakal ini begitu perhatian pada gadis muda yang pintar merancang busana ini. Huh, malam nanti Aku akan lebih memastikannya lagi pada Gavin. Sebenarnya apa hubungan mereka?'
🌂🌂🌂
Di jalan terjadi keheningan yang menyelimuti antara Gavin dan Laras. Tak ada percakapan diantara mereka sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped In Marriage [The End]
Teen FictionGavin pernah merutuki bahwa mana ada lelaki manapun yang mau dengan perempuan bodoh seperti Laras, namun siapa yang menyangka justru Gavin sendirilah yang menikahinya. "Dasar gadis bodoh, tidak satu pekerjaan pun becus kamu lakukan!! Masakanmu keas...