Dada Gavin bergerumuh hebat, jantungnya berdebar lebih kencang dari biasanya dan juga tubuhnya terasa lemas seketika. Bahkan telinga juga terasa panas setelah dia menjelaskan semuanya dan Diana menjewernya cukup keras setelah mendengarkan kejujurannya.
"Dasar anak nakal!" omel Mamanya Diana beberapa saat lalu. "Apa yang kau pikirkan saat melakukan hal itu dan apa kau tahu akibatnya? yang pasti setelah ini Laras pasti sangat kecewa padamu dan juga kebingungan dengan kehamilannya. Astaga, pantas saja wajah mensyukuri tadi mengerut aneh seperti kebingungan, dia pasti kebingungan dengan perkataan dokter yang mengatakan jika dia hamil," jelas Diana beberapa saat lalu melanjutkan dan sekarang hal itu seperti kaset rusak yang terus berputar di kepala Gavin.
Terlambat. Kini semuanya menjadi serba salah. Jika Gavin tak memberitahu kebejatannya yang sudah mencurangi istrinya, maka dapat dipastikan istrinya itu pasti stress memikirkan anak siapa yang dia kandung.
Cklek! Gavin membuka ruang kerja pribadi mamanya dan sebelumya mamanya juga sudah memberitahu jika Laras sedang beristirahat di sana setelah diperiksa dokter kepercayaan keluarganya.
Namun anehnya begitu mengedarkan pandangannya, Gavin tak menemukan Laras dan tak siapapun ada di sana. Ruangan mamanya kosong tak berpenghuni.
Membuat Gavin yang melihatnya mulai panik. Segelintir pikiran buruk menghampiri dan menghasutnya.
Jangan-jangan Laras yang tidak tahu anak siapa yang dikandungnya dan kebingungan menjadi frustasi. Istrinya itu nekat pergi atau lebih buruknya mencoba bunuh diri.
Gavin tak tenang, berjalan cepat untuk menemui mamanya kembali.
"Ampuni Daren Aunty dan tolong selamatkan Aku dari Daddy! Aunty tahu sendiri, bagaimana pria tua itu sangat pemarah dan --"
"Ma, di mana Laras? Dia tidak berada dalam ruang kerja Mama, seperti yang sudah Mama katakan sebelumnya!" Gavin dengan nafas tidak teratur menyela perkataan Daren yang sedang memohon belas kasihan.
Mendengar hal itu, Diana ikut merasa cemas dan bangkit. Tanpa menunggu perkataan Gavin selanjutnya, wanita paruh baya itu segera menuju ruang kerjanya untuk memastikan perkataan anaknya.
Sementara Daren yang mendengarkan, ikut penasaran dan mengikuti sepupunya Gavin dan Aunty-nya Diana.
Diana mendorong dan membuka pintu. Benar saja apa yang telah dikatakan oleh anaknya, Gavin. Tidak ada Laras di ruangannya.
"Kemana perginya istrimu? Padahal beberapa saat lalu dia masih di sini saat Mama memberikan iga bakar keinginannya!" jelas Diana menyeru.
Sontak saja hal itu membuat Gavin teringat sesuatu hal. Laras belakang ini suka makan di balik sofa entah apa alasannya dan suara isak tangisan terdengar samar-samar menambah petunjuk untuk Gavin.
Pria itu tanpa berpikir lagi, segera memeriksa ke balik sofa untuk memastikan dugaannya dan Diana juga Daren mengikutinya dibelakang.
"Aku baru saja kurang lebih beberapa hari berbaikan dengan suamiku, tapi Kamu sudah ada di dalam perutku entah sudah sejak kapan. Hiks ... hiks Kau anak siapa? Aku merasa dan mengingat dengan jelas tidak pernah berselingkuh dari Mas Gavin, hiks-hiks, lalu Kau anak siapa ...." Laras meratapi nasibnya dengan pikiran yang mulai kacau.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped In Marriage [The End]
Teen FictionGavin pernah merutuki bahwa mana ada lelaki manapun yang mau dengan perempuan bodoh seperti Laras, namun siapa yang menyangka justru Gavin sendirilah yang menikahinya. "Dasar gadis bodoh, tidak satu pekerjaan pun becus kamu lakukan!! Masakanmu keas...