Puas rasanya setelah semuanya terungkap dan Gavin juga Laras merasa lega luar biasa karenanya. Ternyata apa kata orang ada benarnya juga, terbuka satu sama lain dengan pasangan adalah kuncinya keharmonisan. Tahu begitu sudah sejak awal mereka lakukan, tapi tak apalah, setidaknya semuanya baik baik-baik saja sekarang. Hal itu sudah cukup menyenangkan perasaan Gavin dan Laras.
"Jadi kapan sadar bahwa Kamu juga mencintaiku?" tanya Gavin penasaran sambil dengan gemas mengacak rambut istrinya.
Laras menjawab dengan menggelengkan kepada. "Tidak tahu, mungkin karena setahun ini kita bersama terus," jelasnya tidak yakin.
'Atau mungkin karena Aku takut tidak ada yang mau denganku setelah nggak gadis lagi. Mau-mau nggak mau Aku selama setahun belakang ini mengupayakan segala hal agar kamu tetap bersamaku dan kenyataan itu mungkinlah yang membuatku tanpa sadar menyukaimu,' lanjut Laras membatin.
"Atau jangan-jangan karena Kamu tidak tahan dengan ketampananku, hm?" goda Gavin menaik-turunkan alisnya menggoda Laras.
Mendengar itu Laras mendengus kesal dan tak percaya dengan kepercayaan diri suaminya yang tinggi.
"Kalau Aku jatuh cinta karena ketampanan, berarti sampai hari ini Aku tidak pernah melupakan Andreas, karena dia lebih tampan dari Mas," jawab Laras tanpa sadar membahas mantan kekasihnya terdahulu dengan wajah tanpa dosanya.
Pergerakan Gavin tiba-tiba terhenti dan dengan seketika wajahnya berubah muram menatap nyalang istrinya.
"Apa Kamu bilang?!" tanyanya tegas dengan suara mengintimidasi dan itu membuat Laras tersadar apa yang sudah keluar dari mulutnya. "Siapa Andreas?!" lanjut Gavin dengan suara sedikit naik menyamai bentakan.
Laras menyengir takut dan menelan ludahnya kasar. Buru-buru dia mencari akal untuk meredam sesuatu yang menyebabkan suami terlihat menyeramkan.
"Mmm ... maksudnya itu loh Mas model tampan di majalah dewasa, aku ngefans sama dia dulu," jelas Laras ragu dengan kebohongannya.
Namun siapa sangka alasan bohongnya tidak mampu meredakan Gavin. Tentu saja pria mana yang rela istrinya menyukai pria lain walaupun itu sekedar fans. Gavin tentu tidak suka apalagi jelas-jelas Laras sebelumnya mengatakan pria itu lebih tampan darinya.
Rahang Gavin makin mengetahui dan tatapannya juga kian seram saja. Laras sadar upayanya gagal dan diapun mencari ide lain dalam kepalanya.
Dengan ragu sambil menelan ludahnya kasar, dia mendekat pada Gavin sembari menghapus jarak diantara keduanya. Kemudian sebuah jejak manis ditinggalkan olehnya dengan cepat di pipi suaminya.
Semburat merah dengan cepat muncul dipipinya menjelaskan seberapa malu dia atas apa yang barusan dilakukan olehnya.
"Lupakan. Andreas sekarang sudah jauh lebih jelek setelah kecelakaan membuat ketampanannya memudar," seru Laras membujuk Gavin sambil mengusap ringan lengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped In Marriage [The End]
Teen FictionGavin pernah merutuki bahwa mana ada lelaki manapun yang mau dengan perempuan bodoh seperti Laras, namun siapa yang menyangka justru Gavin sendirilah yang menikahinya. "Dasar gadis bodoh, tidak satu pekerjaan pun becus kamu lakukan!! Masakanmu keas...