Bagian 2☔

12.1K 600 11
                                    

Pagi yang mendung disertai gerimis halus yang menyelimuti, seakan mendukung perasaan Laras yang malas pergi kerja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi yang mendung disertai gerimis halus yang menyelimuti, seakan mendukung perasaan Laras yang malas pergi kerja.

Andaikan saja Laras adalah seorang putri bangsawan atau orang kaya, maka dia tidak perlu repot menyingkirkan rasa malas gerak yang dirasakannya.

"Semangat Ras, ada orang yang membutuhkan rancangan gaunmu dan jangan biarkan orang menunggu lama untuk mengucapkan terima kasih pada saat dia puas dengan hasil karyamu, huhh semangat!" Laras berkata pada dirinya sendiri sembari menuruni ranjangnya cepat.

Gadis itu langsung berhambur menyambar handuk dan mandi menyegarkan diri.

🌂🌂🌂

Hari masih mendung ketika Laras sampai di tempat kerjanya, bahkan setelan pakaiannya sudah ikut merasakan mendungnya perasaan hari yang tidak mampu memberikan dukungan padanya kali ini.

Rintikan gerimis yang menyentuh kemeja dan rok span yang agak pendek, kini membuat Laras menyesal mengenakannya hari ini. Pasalnya hal itu membuatnya menjadi agak menggigil pagi ini.

"Bodoh. Huh, dasar Laras bodoh! Sudah tahu hari ini cukup mendung dengan cuaca agak sejuk dari biasanya masih saja mengenakan setelan begini, huhh," umpatnya pada diri sendiri.

Bersamaan dengan hal itu, sebuah jas tiba-tiba saja disampirkan mendarat di atas bahunya.

"Dingin?" tanya seseorang membuatnya berbalik dan melihat siapa yang berbicara padanya.

"Kamu kedinginan, hah?!" lanjut seseorang itu sambil menatap tajam Laras seperti hewan buas yang siap menerkam mangsanya. Membuat Laras yang baru saja bertemu pandang dengan pemilik suara itu, langsung mundur pelan beberapa langkah.

"Itu bukan urusan, Bapak," jawab Laras mencoba berani melawan pria dihadapannya dengan berkata ketus.

Lantas jas yang baru saja disampirkan pada tubuhnya juga langsung Laras kembalikan pada empunya.

"Dan saya tidak butuh belas kasihan dari Bapak. Jadi gunakan saja jasnya untuk diri sendiri, karena sepertinya yang lebih membutuhkan itu bukan saya, tapi pemiliknya," lanjut Laras berkata dengan angkuh berhasil melukai ego pria di depan matanya.

"Dasar gadis bodoh, kebodohanmu semakin meningkat dari yang lalu. Aku jadi heran, bagaimana ibuku bisa menerima karyawan sebodoh dirimu bekerja dibutiknya?"

Laras mendengus, sialan mulut pria didepannya seakan tidak ada remnya. Sampai-sampai mudah sekali menghina orang tanpa hatinya.

Laras meneguk ludahnya geram. Bagaimana pun ia adalah gadis yang tau diri kalau otaknya pas-pasan, tapi tidak usah diperjelas juga dengan mengatainya bodoh. Ah, sial bahkan dirinya sendiri beberapa saat lalu juga sudah mengatai diri sendiri bodoh.

Trapped In Marriage [The End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang