Laras terpukau mendengar Gavin akan mengajaknya sarapan di kantornya. Hal itu terdengar seperti keajaiban sekali. Laras mengulas senyuman tanpa sepengetahuan Gavin.
Mereka sampai di kantor dengan tepat waktu. Namun anehnya hampir semua orang yang berada di sana sedang memandang ke arah mereka.
Laras mengerutkan dahinya lantas tersenyum angkuh sambil merangkul Gavin dan sombong.
'Huhh, mereka pasti iri padaku. Bisa menggandeng pria paling menyebalkan yang sayangnya sangat kaya dan juga tampan.' Laras melirik para staf yang ditemuinya sepanjang perjalanan dengan sinisnya.
Ah, kapan lagi merasakan posisi di atas awan begini. Gadis itu menyunggingkan seulas senyumnya dan beralih menatap Gavin dengan senangnya.
Boleh juga jadi istri dari pria bossy yang berbuat sesukanya, memerintah semaunya dan suka berkata seenaknya. Bisa di katakan Laras cukup beruntung dan baru kali ini dia teramat bangga dengan statusnya ini.
"Ckck, baru kali aku lihat kamu sangat bersemangat sampai lupa mengganti piyama tidurmu dan kamu bahkan lupa menutupi hasil karyaku dilehermu," beritahu Gavin menghancurkan ekspektasi Laras seketika.
Gadis itu membulatkan bola matanya dan beralih memeriksa pakaian yang digunakan olehnya.
Benar masih piyama tidur dan kissmark yang tercecer sembarangan disekitar lehernya, oh tidak! Itu pasti mengerikan sekali. Jangan-jangan beberapa saat lalu kejadian di mana para staf melihat penuh perhatian kepada mereka bukan karena iri padanya, tapi karena merasa aneh melihat penampilannya.
Seketika Laras memucat dan pipinya menahan malu sampai rasanya ingin menenggelamkan diri dalam lautan.
'Sial-sial! Kok aku sampai tidak menyadari hal ini sih?' rutuknya membatin dalam hati.
Gavin yang melihat hal itu menjadi heran dan mengerutkan dahinya. "Kamu kenapa?" tanyanya.
Laras tidak menjawab dan malah mengerucutkan bibirnya kesal disusul kedua tangannya di lipat di depan dada.
"Kamu sakit Laras?" tanya Gavin lagi dengan serius. "Atau kamu sudah sangat lapar dan ingin sarapan?"
"Bodo!" Ketus Laras dengan kesal.
Kok bisa pria yang sudah menjadi suaminya itu, membiarkan dia ikut ke kantor dengan setelan tidur dan tanda merah yang menghias lehernya. Astaga, apa yang akan dikatakan orang-orang nantinya. Huhh, dan sekarang pasti dia sudah jadi bahan olok-olok penghuni gedung perusahaan.
Sial. Gavin memang setan ganteng yang sangat sialan.
"Kamu kenapa sih?"
"Bodo!"
"Ckck, apanya yang bodoh sih? Kamu?! Ya kamu memang bodoh Laras, baru sadar?" kata Gavin memberitahu, terdengar seperti cibiran.
Membuat Laras makin sebal. Gadis itu berdiri dan menghentakkan kakinya ke lantai dengan kasar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped In Marriage [The End]
Teen FictionGavin pernah merutuki bahwa mana ada lelaki manapun yang mau dengan perempuan bodoh seperti Laras, namun siapa yang menyangka justru Gavin sendirilah yang menikahinya. "Dasar gadis bodoh, tidak satu pekerjaan pun becus kamu lakukan!! Masakanmu keas...