Laras yang keras kepala tidak mau menuruti perkataan Gavin. Meskipun tidak berani membalaskan perbuatan pria itu, Laras memberontak dengan cara enggan menyentuh barang pemberian Gavin.
Ia tidak menggunakan ponsel baru yang Gavin berikan dan tidak juga mengganti pakaiannya dengan pakaian baru dari Gavin untuknya.
Gadis itu hanya terus meringkuk memeluk erat photo barang-barang miliknya yang sudah terbakar tersebut. Jerih payah hasil kerja kerasnya selama dua tahun terakhir ini, berakhir sudah menjadi abu dan abadi dalam kenangan sebuah photo. Namun kalau dipikir-pikir lagi, bisa-bisanya juga Gavin masih sempat mengambil foto dan mencetaknya.
Betapa mengenaskannya hidup Laras sejak bertemu Gavin setelah sekian lama. Cuaca buruk membuatnya sakit, lalu berakhir terjebak menikah dengan orang paling dibencinya itu.
"Bangun!" Gavin tiba-tiba menarik tubuh Laras lalu membuatnya bersandar di sandaran tempat tidur. "Sial. Demam yang kamu alami kembali memburuk. Ayo kita makan, agar setelahnya kamu bisa minum obat."
Laras tersentak dan langsung memberontak. "Aku nggak mau, kamu saja yang makan. Aku mau mati saja menyusul semua barang-barang hasil jerih payahku! Pergi sana dan tidak usah memperdulikanku!!"
Pletakk! Ah, Gavin ini memang tidak tau kondisi ketika kesal. Sudah tahu Laras masih sakit, pria itu masih teganya menyentil dahinya dengan keras.
"Sakit?" tanya Gavin mengintimidasi membuat Laras yang spontan mengelus dahinya yang baru saja disentil langsung mengangguk polos.
"Udah tahu sakit, masih saja ditanya? Dasar jahat, otoriter dan pemaksa! Kepalaku pusing, badanku makin terasa meriang, tapi apa yang kau lakukan. Seorang Bapak Gavin Ivander Zaroun yang terhormat, masih saja tanpa kasihan menambah sakitku! Dasar tidak punya hati!!" umpat Laras kesal mengeluarkan uneg-unegnya.
"Aku tidak sudi menjadi istrimu dan aku sangat sangat membencimu. Dulu kau yang bilang tidak akan ada satupun pria yang mau dengan wanita bodoh sepertiku, tapi kenapa sekarang kau sendiri yang malah menikahiku, kenapa, hahh?"
Ingin rasanya Gavin menjawab jika dirinya melakukan itu karena terpaksa dan terjebak dalam situasi yang mengharuskan dirinya menikahi Laras. Namun kali ini pria itu menahan diri untuk tidak mengatakannya, sebab merasa percuma juga mendebat Laras.
Lagipula menurut Gavin, meladeni amarah gadis bodoh hanya akan membuatnya ikut bodoh.
"Sudah mengomelinya?" tanya Gavin tenang dengan raut datarnya. "Sekarang kita makan!!"
Kemudian tanpa peringatan pria itu menarik dan menggendong Laras. Untuk selanjutnya penyiksaan di atas meja makan kembali terjadi. Bagaimana Laras yang menolak makan dipaksa keras oleh Gavin mengunyah serta menelan makanannya. Gavin mencengkram rahang Laras agar membuka mulut dan menghabiskan makanannya.
Ditengah kejadian makan, telepon baru milik Gavin berdering. Pria itupun menjawab setelah beranjak beberapa jarak dari Laras.
Setelah selesai mengobrol, Gavin kembali ke sisi Laras.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped In Marriage [The End]
Teen FictionGavin pernah merutuki bahwa mana ada lelaki manapun yang mau dengan perempuan bodoh seperti Laras, namun siapa yang menyangka justru Gavin sendirilah yang menikahinya. "Dasar gadis bodoh, tidak satu pekerjaan pun becus kamu lakukan!! Masakanmu keas...