Kini Gavin dan Laras sedang berada di toko perhiasan. Dengan heels yang masih melekat di kaki Laras tentunya. Gavin kalah dan benar-benar tak habis pikir dengan istrinya yang sedang hamil tua tersebut, tapi mau bagaimana lagi, Laras memang keras kepala.
"Mbak saya mau yang ini saja," ucap Laras memperlihatkan kalung dengan bandul yang cukup menarik perhatiannya.
"Tidak sekalian dengan cincin, gelang atau yang lainnya, Mbak?" tawar pegawai toko perhiasan tersebut. "Ada keluaran terbaru dan model yang lebih menarik lainnya lagi loh, Mbak. Sepertinya cocok sekali kalau dipakai, Mbak," sambung pegawai tersebut merayu Laras.
Laras menatap Gavin dan suaminya itu hanya mengangguk setuju. Apa sih yang tidak buat Laras kesayangannya?
Pegawai toko perhiasan tersebut pun memperlihatkan sejenis perhiasan lainnya. Laras memilih dan kebingungan ingin yang mana. Menyadari hal itu Gavin mengelus kepalanya sembari mengecup sisinya dan membuat sang pegawai toko perhiasan tersebut yang melihat adegan tersebut menjadi iri.
Terlihat jelas sekali suaminya itu begitu sayang dengan istrinya dan juga terlihat sedikit posesif. Siapa yang tidak iri ingin pria seperti itu, seperti Gavin.
"Ambil semuanya kalau Kamu bingung," tawar Gavin memberi solusi untuk Laras.
"Benarkah?" tanya Laras kembali menatap suaminya, sebelum kemudian menatap perhiasan dan juga pegawai toko perhiasan tersebut beriringan.
"Ya, Laras. Aku serius Sayang," tegas Gavin membuat Laras berbinar.
Laras menatap pegawai toko perhiasan yang sedari tadi sabar melayani mereka. Mendorong perhiasan kearah pegawai toko perhiasan tersebut seolah dia akan memborong koleksi perhiasan dan membuat pegawai toko perhiasan tersebut bersinar cerah. Tampaknya dia akan mendapatkan banyak bonus hari ini, sebab telah berhasil menjual banyak perhiasan.
Namun ternyata takdir tak membiarkan hal itu terjadi.
"Nggak jadi Mbak, saya hanya ingin kalung dan cincinnya saja!" seru Laras membuat pegawai toko perhiasan membeo dan tampak begitu kecewa.
"Benar hanya ingin itu?" tanya Gavin cukup tercengang dengan Laras.
Bukan apa-apa, setau Gavin perempuan itu kalau di kasih hati biasanya sekalian diberikan jantung dan ginjal tak akan menolak. Tapi ini apa, serius istrinya hanya ingin kalung dan cincin saja?
Sementara Pegawai toko perhiasan yang masih di sana dan juga mendengar perkataan Gavin,tak tahan untuk tidak tersenyum miring. Dalam hati berharap Laras terrayu dan mau memborong koleksi lainnya supaya hari ini dia mendapatkan bonus.
"Iya, ternyata Aku cuma suka yang ini Mas!" jawab Laras dengan yakin.
Pegawai toko perhiasan yang masih di di sana dan mendengarkan ucapan Laras lantas menghela nafasnya kasar dan tersenyum kecut. Pupus sudah harapannya untuk mendapatkan bonus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped In Marriage [The End]
Teen FictionGavin pernah merutuki bahwa mana ada lelaki manapun yang mau dengan perempuan bodoh seperti Laras, namun siapa yang menyangka justru Gavin sendirilah yang menikahinya. "Dasar gadis bodoh, tidak satu pekerjaan pun becus kamu lakukan!! Masakanmu keas...