Setelah pulang dari supermarket, Gavin diam tak mengatakan apapun sama sekali. Meski sangat terlihat jelas dari raut wajahnya pria itu masih menyimpan kemarahan yang mendalam.
Laras yang menyadarinya jadi gelisah dan juga merasa serba salah. Dia ingin sekali menjelaskan pada suaminya bahwa apa yang sudah dilihatnya tak seperti kenyataannya. Namun satu kata penjelasan pun hingga saat ini urung keluar dari bibir Laras.
Hal itu disebabkan karena terlalu takut pada Gavin yang sedang dalam mode monster.
"Laras!" panggil Gavin pada akhirnya dengan nada suara keras dan setengah berteriak.
Menyentak Laras dan membuatnya terkaget. Mendengar itu Laras yang juga sedari tadi bungkam buru-buru menghampiri suaminya dan menjawabnya. Sebelum Gavin semakin marah kepadanya.
"Iya Mas," jawab Laras dengan nada suara penuh kehati-hatian.
"Mana obat merah untuk mengobati luka-lukaku? Kamu ini tidak ada inisiatif untuk mengobatinya, atau jangan-jangan kamu senang ya melihatku yang terluka seperti ini. Sehingga dengan begitu Kamu bebas berselingkuh?!" tuduh Gavin diakhir kalimatnya.
Sontak saja membuat Laras tidak terima dan langsung mengelak. "Engga Mas, mana mungkin aku berselingkuh. Apa yang Mas lihat sebelumnya tidak seperti kenyataannya!"
"Apa? Tidak seperti kenyataannya? Jelas-jelas Aku melihatmu berpelukan dengan laki-laki lain, apa Kau pikir kenyataannya bisa berubah jadi Kau sedang membantu laki-laki itu mengikat tali sepatunya? Bisa hah?" tuntut Gavin naik pitam.
Laras geleng kepala dan balas membela diri. "Tapi Mas Aku mendorongnya dan sebenarnya laki-laki itulah yang sembarangan memelukku!"
"Alasan saja! Mau Kamu bilang apapun tetap saja kalian berpelukan, bukan?" ucap Gavin sinis tak mau kalah.
Laras tak menjawab lagi, sadar suaminya masih dalam mode marah dan mereka hanya bertengkar hebat jika dia terus meladeninya. Dengan menahan rasa takut, Laras berusaha keras mengalah dan menenangkan diri.
Sampai ketika melihat Gavin telah puas bicara, Laras bermaksud hendak pergi untuk mengambil kotak obat untuk mengobati luka suaminya. Namun hal itu justru menciptakan kesalahpahaman dan mengakibatkan Gavin terpancing semakin marah.
"Mau kemana lagi Kamu, menghindar hah? Kita belum selesai Laras dan asal Kamu tahu, sampai matipun Aku takkan membiarkanmu bersama laki-laki lain. Aku sangat mencintaimu seperti yang pernah Aku katakan sebelumnya dan Kamu itu milikku sampai kapan pun! Satu lagi yang harus kamu pahami, Aku paling tidak suka berbagi!" amuk Gavin panjang lebar dengan nada suara tinggi dan mengancam, tapi anehnya malah membuat Laras berdesir hangat. Entahlah, dia senang mendengarnya.
Diam-diam rasa takut yang awalnya dirasakan olehnya berubah menjadi rasa malu-malu. Laras seketika bersemu merah tanpa sepenyadaran Gavin yang semakin tersulut amarahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped In Marriage [The End]
Teen FictionGavin pernah merutuki bahwa mana ada lelaki manapun yang mau dengan perempuan bodoh seperti Laras, namun siapa yang menyangka justru Gavin sendirilah yang menikahinya. "Dasar gadis bodoh, tidak satu pekerjaan pun becus kamu lakukan!! Masakanmu keas...