Gavin selesai mandi dan juga sudah selesai mengenakan pakaiannya. Pria itu keluar kamar dan langsung menghampiri Laras di ruang tengah sedang menonton televisi. Menghampirinya kemudian duduk disebelahnya."Kemana saja hari ini?" tanya Gavin membuat Laras menoleh dan menatapnya bingung.
"Hahh?" bingung Laras belum mengerti maksud perkataan Gavin.
Mendengar itu Gavin hanya menghela nafasnya panjang. Ah, sial ... lemotnya Laras kumat.
"Aku tanya, Kamu kemana saja seharian ini?" jelas Gavin membuat Laras mangut-mangut paham.
"Kerja Mas, kan Mas sendiri yang nganterin tadi pagi. Kok sudah lupa?" jelas Laras yang kemudian balas bertanya diakhir kalimatnya.
"Setelahnya?" tanya Gavin lagi.
"Pulang," jelas Laras dengan singkat.
Gavin menarik nafasnya panjang, memijat dahinya karena kepalanya kini tiba-tiba saja dilanda rasa pusing.
"Kalau kamu pulang, begitu Aku sampai di rumah kamu pasti sudah ada," kata Gavin.
Laras mengerutkan dahinya bingung. "Loh, kan Aku memang sudah ada di rumah pas Mas pulang 'kan!"
"Ya, tapi setelah sebelumnya aku keliling mencari kamu, mana lagi kamu ditelepon nggak diangkat!" kesal Gavin tak tahan.
Pria itu setelah sekian lama berbaik hati bersabar pada Laras kini tanpa sadar menyerah. Setahun belakangan ini Gavin memang menjadi orang asing dan itu bukan dirinya sama sekali. Tidak marah, tidak mesum apalagi tidak menggangu Laras.
Tapi apa balasan dari istrinya itu, setiap harinya malah makin ngelunjak dan berulah.
"Baterainya habis Mas," jawab Laras pada akhirnya.
"Baterai apa yang habis?"
"Baterai teleponnya! iihhs, Mas kok berubah lemot gini sih?"
"Ketularan Kamu!"
"Serius Mas?"
"Duarius Laras!"
Seketika kedua terdiam dalam pikiran masing-masing. Laras menggaruk tengkuknya yang tidak gatal kemudian bangkit dan mematikan televisi.
Wanita itu berniat akan pergi tidur karena sedang tidak mempunyai pekerjaan penting yang mengharuskannya lembur. Gavin juga sama, hanya saja dia paling tidak biasa tidur diawal waktu.
"Mau kemana?" tahan Gavin sambil segera menahan pergelangan tangan Laras.
"Tidur," jawab Laras dengan singkatnya.
"Aku belum ngantuk dan lagi pula Aku pun belum makan malam," beritahu Gavin membuat Laras mengangguk paham.
Laras kembali duduk disebelah Gavin, menggigit bibir bawahnya sambil memikirkan sesuatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped In Marriage [The End]
Teen FictionGavin pernah merutuki bahwa mana ada lelaki manapun yang mau dengan perempuan bodoh seperti Laras, namun siapa yang menyangka justru Gavin sendirilah yang menikahinya. "Dasar gadis bodoh, tidak satu pekerjaan pun becus kamu lakukan!! Masakanmu keas...