Bagian 5☔

9.9K 524 11
                                    

“Saya terima nikah dan kawinnya Tsyaniah Larasati Savero binti Gunawan Savero dengan maskawin tersebut dibayar tunai.”

Begitulah keputusan akhir yang disepakati oleh warga sekitar, setelah diadili oleh tokoh masyarakat, petinggi, dan yang menjabat memimpin masyarakat. Membuat Gavin dan Laras terpaksa terikat dalam hubungan sakral. Pernikahan.

Siapa yang menduga bahwa kejadian buruk yang baru saja mereka alami merupakan sebuah jalan untuk mempersatukan keduanya. Gavin akhirnya menikahi Laras dengan terpaksa, dan mau tak mau mereka menjadi sepasang suami-istri.

Mas kawin seadanya, pakaian pengantin yang disediakan warga dan acara pernikahan yang luar biasa sederhananya. Menikah di mesjid dengan saksi para warga yang cukup antusias memaksa keduanya melakukan pernikahan tersebut. Tidak tanggung, warga itu sebelumnya juga memaksa Gavin agar mengurus surat dan buku pernikahan yang sekarang sudah ditandatangani keduanya mempelai secara bergantian.

Tak ada persiapan sama sekali, baik bagi Gavin dan Laras yang kini resmi terikat di dalam ijab kabul dan catatan yang sama yakni buku nikah.

Namun berbeda dengan warga, yang sepertinya sigap dan punya persiapan tersendiri. Dari cara mereka yang cekatan mengurus serta mempersiapkan pakaian pernikahan dan hal lain yang berhubungan dengan pernikahan, tampaknya mereka sudah biasa melakukannya.

Dari percakapan Gavin dengan salah satu tokoh masyarakat yang cukup bijak di sana dan merupakan salah satu orang yang bisa dipercayai. Gavin mengetahui fakta bahwa perkampungan itu memang rawan menikah seperti yang mereka lakukan barusan. Menikah terpaksa karena kepergok mesum digubuk mesum.

Tak jauh dari pemukiman warga, yakni pondok yang Gavin dan Laras jadikan hunian semalam ternyata tempat itu adalah salah pondok yang biasa digunakan oleh anak muda untuk melakukan hal sesat. Mengisap lem, judi dan paling sering ditemukan berbuat mesum.

Warga di sana bukan tidak melakukan tindakan pencegahan. Berulang kali mereka merubuhkan pondok tersebut, tapi rubuh satu malah tumbuh banyak. Masyarakat di tempat itu bahkan sudah sangat kewalahan menghadapi kemaksiatan yang kerap kali terjadi. Petugas keamanan seolah dianggap acuh oleh pelaku maksiat.

Mau bagaimana lagi anak muda dari dalam dan luar pemukiman tersebut banyak yang suka ke tempat tersebut, karena letaknya cukup strategis. Jalan pintas yang sepi dan dikelilingi hutan membuatnya menjadi tempat yang pas untuk melakukan tindakan maksiat.

Tak hanya itu pada saat petugas hukum menangkap pelaku kejahatan dengan menggunakan keahlian tingkat tinggi, maka para pelaku kejahatan akan mengeluarkan keahlian kabur tingkat dewa mereka. Hukum berkuasa, tapi kejahatan lebih menguasainya. Hidup memang tidak adil, tapi begitulah adanya kita terpaksa terbiasa.

Pembegalan, pencurian dan terakhir perzinahan adalah sesuatu yang sudah menjadi masalah utama yang mendarah daging pada pemukiman itu.

Biasanya warga akan mengarak pasangan mesum yang ketahuan melakukan perbuatan bejat sebelum kemudian dinikahkan, akan tetapi penjelasan dari Gavin yang masuk akal dan bisa dipercayai, tetua adat menyelamatkan Gavin dari hal mengerikan itu, meskipun pada akhirnya warga tetap tidak memberikan toleran dan bersikeras agar mereka menikah.

Setelah tiga hari ditempat itu, Gavin dan Laras yang kondisinya perlahan membaik kini sudah diperbolehkan meninggalkan tempat itu. Tentunya dengan bantuan tokoh masyarakat yang mengantarkan keduanya naik bus menuju pusat kota.

"Kenapa sih Bapak, ngikutin aku dari tadi?" heran Laras bingung.

"Bereskan barang-barangmu, ikut aku pulang ke apartemen milikku!" Tegas Gavin bukannya menjawab dan balas memerintah.

Laras mendengus kasar sambil menahan denyutan nyeri akibat demam yang dialaminya belum sembuh sepenuhnya.

"Jangan bilang kalau Bapak serius dengan pernikahan itu?" tebak Laras tak percaya.

Trapped In Marriage [The End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang