Laras terus menggerutu sepanjang jalan, bertemu dengan Andreas membuat tensinya naik. Benar-benar menguji kesabaran sekali. Beruntung saja belanjaannya tidaklah begitu banyak sehingga membuatnya berjalan tidak terlalu kewalahan meskipun hanya mengenakan sebelah sepatunya heels-nya saja.Namun sayangnya meski sudah demikian ternyata, ketidakwaspadaan membuatnya terkena sial menabrak seseorang tanpa sengaja.
"Aduh!" ringis Laras kesakitan mana kala pantatnya mendarat mulus dilantai kasar yang keras. "Kalau jalan lihat-lihat dong, saya kan jadi jatuh begini gara-gara kecerobohan kamu!" omel Laras sambil berusaha berdiri, memungut barangnya tanpa melihat siapa yang dia tabrak.
Begitu dia bangun serta menoleh barulah sadar dan melotot kaget. Larva langsung membulatkan kedua bola matanya ketika menemukan orang yang dihindari olehnya selama ini ada di depan matanya sendiri sekarang.
"Mas Ga-gavin ...," cicit Laras gugup setengah mati sambil menahan kekagetannya barusan.
Sial. Sudah dihindari mati-matian, sengaja pindah kamar, bangun lebih awal agar bisa bersembunyi dari pria di hadapannya ini, eh sekarang malah dengan mudah dipertemukan. Astaga apa segitu gigihnya takdir hendak mempersatukan mereka.
"Kebetulan sekali Laras istriku sayang kamu ada di sini," celetuk Gavin tanpa memperdulikan bagaimana kondisi Laras.
Ah ya, lelaki bangsat inipun tak membantunya berdiri tadi. Huh, dia pasti sengaja melakukan hal itu dan juga sangat menikmati Laras terlihat menderita.
"Ayo ikuti Mas Sayang!" Seru Gavin menepis pemikiran buruk Laras.
Pria itu setelah sadar perempuan bawel yang menabrak tubuhnya adalah Laras, dia menjadi tidak marah dari yang awalnya ingin balas mengomelinya. Siapa yang tidak hati-hati tak melihat jalan dan terburu-buru malah jadi orang yang seolah jadi korban padahal orang itulah yang ceroboh, beruntung saja itu istrinya Laras yang bodoh jadi Gavin memakluminya saja.
Bahkan tak tinggal diam pada saat menemukan separuh gadis itu hanya sebelah, Gavin langsung mengangkat tubuh kecilnya di muka umum tanpa malu.
"Eh-eh! Mas turunin, apa-apaan ini, kita mau kemana dan kamu nggak malu gendong aku begini? Duh Mas kita diliatin orang tau!" Laras menyerupai sambil memperhatikan sekitar yang menatap kearah mereka.
Ada yang terpukau, ada yang iri, ada pula yang sinis memandang jijik dan lain-lain kepada mereka. Namun apapun itu, cuma satu hal yang Laras rasakan saat ini. Malu sekali.
"Kamu mau jatuh, hah?" tegur Gavin merasa kesal dengan pemberontakan Laras.
Laras tak memperdulikan hal itu. Biarlah Gavin marah dari pada dia harus merasakan perasaan luar biasa malu demikian. Sampai hal itu pun membuatnya acuh pada peringatan Gavin dan membuat suaminya itu mengeram marah.
"Berani kamu berontak lagi, aku cium kamu sekarang Laras!" peringat Gavin langsung membuat Laras seketika menjadi patuh tidak berdaya.
Gadis itu terdiam menuruti maunya suaminya meskipun masih teramat malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped In Marriage [The End]
Teen FictionGavin pernah merutuki bahwa mana ada lelaki manapun yang mau dengan perempuan bodoh seperti Laras, namun siapa yang menyangka justru Gavin sendirilah yang menikahinya. "Dasar gadis bodoh, tidak satu pekerjaan pun becus kamu lakukan!! Masakanmu keas...