Laras mengekor dibelakang Gavin yang kembali memilah-milih barang belanjaan yang ingin dibelinya.
Pria tampan dengan hidung mancung bagaikan perosotan anak TK itu, mengabaikan kehadiran wanita yang merupakan istrinya itu. Bagaimana tidak, kelakuan Laras menurutnya sudah keterlaluan atau mungkin dialah yang sensian sehingga memberikan reaksi yang berlebihan.
Sial, si ganteng tukang ngomel ini ngambek juga ternyata. Huhh, baru juga segitu ditabrak troli udah mendiamkan aku. Gimana kalo ditabrak truk, seperti apa reaksinya? Laras membatin sambil memperhatikan Gavin.
"Ayolah Pak ... maafkan aku kenapa sih? Aku tidak sengaja jadi nggak usah ngambekkan begitulah ... Kayak bocah aja," bujuk Laras setengah hati.
"Lagian aku yakin di tabrak troli belanjaan nggak sakit atau begini saja Bapak boleh membalas dengan mendorong trolinya menabrak aku ...." Gavin masih mengabaikannya terus-menerus asik dengan kegiatannya memilih barang. Menyaksikan hal itu membuat Laras menghela nafas kecewa.
"Pak, Bapak Gavin Ivander Zeroun aku ingat kamu murah hati, sudi kiranya mohon maafkan aku ya," lanjut Laras bergumam antara tulus dan tidak tulus.
Tanpa disadari Laras, pria yang doyan mengomelinya itu sedikit mengangkat sudut bibirnya membentuk sedikit senyuman, sebelum kemudian menoleh dan kembali menatap datar Laras.
"Bawel!" ucap Gavin ketus. Anehnya entah kenapa kali ini Laras merasa senang dengan perkataan Gavin tersebut padahal jelas-jelas maknanya suaminya itu sedang mengatainya.
"Kamu bisa diam tidak sih, Laras. Sejak tadi mengoceh terus, nggak ada habisnya. Telingaku bising mendengarnya dan membuatku jadi kehilangan fokus dalam memilih barang belanjaan yang bagus dan berkualitas! Diamkan mulut kamu sendiri atau aku yang melakukannya?"
Laras mengangguk langsung mengiyakan karena tidak ingin kembali berdebat.
"Bagus, aku suka melihatmu yang penurut begini," ungkap Gavin.
Tapi aku nggak suka begini. Kesannya aku seperti kacung mu saja, huh! Kesal Laras sambil membatin.
"Sekarang dorong trolinya dan ikuti aku!" perintah Gavin dengan seenaknya.
Sontak saja Laras mengelak dan tidak menerimanya begitu saja. "Tapi Pak--"
"Nggak ada tapi-tapi Laras, cepat lakukan dan berhentilah menyulut amarahku!" Omel Gavin sambil menatap tajam Laras.
"Check, harus pria lah yang mendorong troli belanjaan, bukan malah sebaliknya. Dasar nyebelin, suka seenaknya!" nyinyir Laras sambil melakukan perintah Gavin dan sayangnya masih terdengar oleh orang yang sudah membuatnya kesal itu.
"Apa kamu bilang?!" Gavin tiba-tiba berhenti, berbalik dan Laras yang tidak sigap kembali menabrak Gavin dengan troli dari belakang.
Troli belanjaan segera Gavin singkirkan dan pria ganteng yang sayangnya pemarah itu segera melampiaskan amarahnya karena tidak mampu menahannya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped In Marriage [The End]
Teen FictionGavin pernah merutuki bahwa mana ada lelaki manapun yang mau dengan perempuan bodoh seperti Laras, namun siapa yang menyangka justru Gavin sendirilah yang menikahinya. "Dasar gadis bodoh, tidak satu pekerjaan pun becus kamu lakukan!! Masakanmu keas...