Entah kenapa siang itu kembali hujan deras dan dengan cepat airnya mengenang dan membuat daerah jalur terdekat menuju rumah sakit terendam banjir.Gavin pusing dibuatnya sementara Laras sejak tadi terus saja bersin berkepanjangan. Tak pikir panjang Gavin hanya terbersit rumah sakit yang agak jauh juga yang menyebabkan mereka bersama sekarang. Gavin mengemudikan mobilnya ke sana, seolah tidak ada lagi rumah sakit lain yang jalurnya belum terendam banjir. Padahal kebenaran tentu saja ada, sebab hujan derasnya baru ada dan itupun tiba-tiba hari ini. Tidak seperti masa lalu yang hampir membanjiri banyak jalur, karena saat itu memang musim hujan.
"Ma-mas .... Hatchiii!"
"Iya ada apa, Ras?" tanya Gavin sebentar menoleh pada istrinya sebelum kembali fokus ke jalan.
"Kok kita ke rumah sakit yang jauh?" heran Laras setelah menyadari arah jalur yang mereka lewati menuju rumah sakit yang berada tepi kota.
"Kan jalan ke rumah sakit terdekat sudah tergenang banjir Laras, kamu kan liat sendiri tadi," jelas Gavin.
"Tapi tetap nggak harus ke tempat yang jauh Mas ... bukannya masih ada jalan yang terdekat?" tanya Laras mengingatkan sekaligus menyadarkan Gavin tentang kenyataan jika masih ada rumah sakit lain yang terdekat selain yang jalurnya sudah kebanjiran.
"Haa-hatchii!"
"Kamu kenapa tidak bilang dari tadi sih Laras. Hahh, terus bagaimana sekarang kita sudah melewati hampir setengah jalan?"
Laras geleng kepala, dia juga bingung dengan hal tersebut. "Aku juga baru sadar hal itu, Ma--mass ... Haha-hachii!"
Gavin menghela nafasnya pasrah. "Yasudahlah, kita ke sana saja. Mau memutar balik pun sudah terlanjur sejauh ini."
Laras langsung geleng kepala tidak setuju dan merasa perkataan Gavin bukanlah rencana yang baik, terlebih setelah ingat dijalan tersebut ada kenangan buruk yang mempersatukan mereka setahun lalu.
"Nggak! Kita tidak perlu ke sana lebih baik pulang saja. Lagian di sana bukannya ada begalnya, Mas!" putus Laras mengingatkan.
"Itu sudah lama, sekarang mungkin sudah aman Laras. Tidak akan ada begalnya lagi, sebab setelah kita menikah, Mas dengar kabar para begal yang di sana sudah ditangkap dan dimasukkan ke dalam penjara," jelas Gavin dengan serius.
Mendengar itu Laras yang flu dan sering bersin pun pasrah dan menyetujuinya. Mereka pun terus melanjutkan perjalanan bermaksud agar cepat sampai dengan mempercepat laju kendaraan.
Akan tetapi tiba-tiba saja mobilnya mogok, berhenti dan tidak mau berjalan lagi.
Laras mendengus kesal dan tidak tahan segera mengomel meluapkan emosinya.
"Tuh, kan. Apa aku bilang? Ada begalnya Mas, hatchii! ... sebentar lagi pasti ada yang datang!" seru Laras tanpa pikir panjang segera keluar mobil bermaksud untuk kabur dari begal yang mungkin akan muncul.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped In Marriage [The End]
Teen FictionGavin pernah merutuki bahwa mana ada lelaki manapun yang mau dengan perempuan bodoh seperti Laras, namun siapa yang menyangka justru Gavin sendirilah yang menikahinya. "Dasar gadis bodoh, tidak satu pekerjaan pun becus kamu lakukan!! Masakanmu keas...