Kesabaran Gavin benar-benar diuji oleh sikap dan tingkah laku Laras, istrinya. Entah apa alasannya, sebelumnya wanita itu baik-baik saja setelah Gavin jujur padanya dan entah apa maunya, sekarang malah berubah, bertingkah seolah-olah merasa orang yang paling tersakiti.
Ch, Gavin benar-benar naik pitam dibuatnya. Beruntunglah akal sehat masih memenangkan Gavin.
Sering kali di rumah mondar-mandir dihadapan Gavin dengan pakaian tipis juga minim kurang bahan hampir menyamai pakaian dalam dan oh jangan lupa belakang ini Laras juga suka menggodanya.
Bahkan sebenarnya Gavin sudah tahu Laras pernah mengintipnya mandi. Saat itu Gavin hanya pura-pura bersikap biasa saja dan tidak menuntut pada Laras karena berpikir istrinya tak sengaja.
Namun setelah perkataan mamanya ditambah gosip pegawai butik sudah menjelaskan semuanya. Laras selama ini sengaja melakukannya, tapi apa sekarang. Ah, Gavin benar-benar membutuhkan kesabaran ekstra untuk menghadapinya.
Dengan langkah berat Gavin berjalan keluar kamar mengalah untuk Laras. Bagaimanapun menyebalkannya istrinya ini, Gavin tetap saja mencintainya dan bertambah cinta setiap saatnya terlebih lagi setelah wanita itu mengandung anaknya.
Gavin tepis dan kalau perlu membuang jauh-jauh egonya. Demi apa? Demi Laras, tentu saja!
"Mas ...." sesuatu yang membelit pinggang Gavin tiba-tiba menahannya.
Gavin menghela nafas dan menjadi sangat pusing untuk sekarang. Apalagi yang istrinya inginkan?
"Kok Kamu pergi sih? Mau kemana lagi, Kamu jangan begitu dong, Aku lagi hamil anak Kamu masa ditinggalkan begitu saja. Kalau ada apa-apa bagaimana?" tanya Laras diakhir kalimatnya dengan halus lembut dan suara merdunya yang manja.
"Kamu yang ingin Aku pergi, bahkan itu baru saja Laras," jelas Gavin benar-benar tak habis pikir.
Ada apa lagi selanjutnya dan bagaimana bisa Laras kembali melunak dengan sekejap, padahal baru saja wanita hamil muda itu baru saja mengamuk hebat.
"Terus Kamu menurut dan mau pergi?" tanya Laras tanpa malu dari belakang makin mendekap tubuh suaminya dari belakang.
"Hm," jawab Gavin mencoba sabar membuat nada suara Laras kembali meningkat.
"Seharusnya Mas jawab atau menyerang balik Aku, bilang kek, 'kalau Aku pun juga melakukan hal yang sama dengan yang Mas lakukan.' Ckckck, Mas kok mendadak jadi bodoh?"
Gavin cukup terkejut dengan perkataan Laras tersebut dan makin heran saja dengan kelakuannya yang ada-ada aja. Marah-marah kemudian seolah tidak terjadi apapun.
Sial. Istrinya Laras sekarang sepertinya sudah menjelma menjadi bunglon.
"Mas!" panggil Laras berjinjit agar bisa berkata tepat di depan telinga suaminya. Kedua tangannya masih melingkar erat di pinggang Gavin. "Kamu dengar Aku nggak sih, Mas?" Laras terdengar akan kembali mengamuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped In Marriage [The End]
Teen FictionGavin pernah merutuki bahwa mana ada lelaki manapun yang mau dengan perempuan bodoh seperti Laras, namun siapa yang menyangka justru Gavin sendirilah yang menikahinya. "Dasar gadis bodoh, tidak satu pekerjaan pun becus kamu lakukan!! Masakanmu keas...