Selesai dengan panggilan telepon masing-masing, Gavin kembali masuk kamar setelah sebelumnya menutup pintu menuju balkon, sementara Laras kembali membenamkan tubuhnya dalam selimut.Gadis itu kembali pada posisi tidur setelah sebelumnya melirik Gavin yang terlihat akan masuk kamar. Memejamkan mata seolah dirinya tidak pernah terbangun dibalik selimut yang menutupi seluruh tubuhnya.
Membuat Gavin yang baru masuk dan menyaksikannya berdecak kesal dan berjalan cepat menghampirinya.
"Ckckck, gadis ini!" serunya sambil mengerutkan dahi. "Sudah tidur masih saja bodoh dan ceroboh, huhh," keluhannya mendengus kesal.
Gavin segera menarik selimut Laras dan memperbaiki tata letaknya. Hendak beranjak ke sisi ranjang sebelahnya, tapi pancaran wajah Laras di bawah pancaran cahaya lampu tidur menghentikannya. Itu terlalu menggoda untuk disia-siakan. Oleh karenanya Gavin bukannya beranjak, tapi malah duduk di tepi tempat tidur bagian Laras yang tidak ditiduri Laras.
Gavin mengulurkan tangannya dan mengelus wajah Laras untuk merasakan halusnya kulit wajahnya yang sangat mempesona di bawah pancaran cahaya temaram lampu tidur tersebut.
"Selimutnya ngapain ditarik sampai menutupi wajahmu sih Laras, nanti sesak dan tidak bisa bernafas bagaimana?" tanya Gavin sambil membuang nafasnya kasar.
Pria itu masih asik melakukan kegiatannya tanpa sadar jika Laras masih bangun dan sedang setengah mati menahan geli yang dihasilkan oleh elusannya.
"Ngomong-ngomong kulit wajahmu lembut sekali Laras, sangat halus, apa aku boleh mengecupnya?" Gavin tersenyum smirk sementara Laras malah mengerutkan dahinya menolak dalam hati dan berkata tidak.
Sayangnya Gavin tidak mendengar suara hatinya, jadi pria itu tanpa bisa dicegat langsung mendaratkan kecupannya di kedua belah pipi Laras. Setelahnya barulah kembali berbaring disisinya.
Laras pikir deritanya akan berakhir di sana, namun ternyata Gavin malah berbuat sesuatu hal yang tidak di duga-duga. Menempelkan sisi wajahnya pada sisi wajah Laras untuk merasakan kelembutan kulit wajah istrinya itu dengan kulit wajahnya sendiri.
Tak sampai di sana Gavin lanjut memeluk Laras posesif sebagaimana dia memeluk guling dengan erat dan juga tak lupa membelit kaki Laras dengan kakinya.
Tak tahan lagi, Laras yang awalnya berniat pura-pura tidur agar tidak ditanyai banyak hal atau malas berdebat dengan suami tengah malam, kini membulatkan matanya dan langsung duduk menatap tajam Gavin.
"Mas Gavin Ivander Zeroun yang terhormat, tolong dong jangan mepet-mepet terus, panas tahu!" omel Laras kesal.
"Kamu bangun, kok bisa bukannya tadi kamu tidur?" tanya Gavin dengan bingung.
Laras mendengus kasar lalu tanpa aba-aba gadis itu malah menyambar air putih yang tersedia disebelah ranjangnya.
Gavin yang melihat hal itu makin terheran, bahkan malah salah paham berpikir jika berpikir jika Laras sedang mengigau dan belum sadar sepenuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped In Marriage [The End]
Teen FictionGavin pernah merutuki bahwa mana ada lelaki manapun yang mau dengan perempuan bodoh seperti Laras, namun siapa yang menyangka justru Gavin sendirilah yang menikahinya. "Dasar gadis bodoh, tidak satu pekerjaan pun becus kamu lakukan!! Masakanmu keas...