Bagian 7☔

8.1K 516 8
                                    

Diana mangut-mangut menatap data yang diinginkan oleh dirinya sejak beberapa hari, mengenai Laras dan hubungannya dengan Gavin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Diana mangut-mangut menatap data yang diinginkan oleh dirinya sejak beberapa hari, mengenai Laras dan hubungannya dengan Gavin.

'Oh, jadi empat tahun lalu Gavin mengejar cinta Raya. Anak itu gigih sampai mau-maunya menjadi guru. Laras belajar di tempat yang sama, lalu mereka bertemu sebagai Guru dan Muridnya.' Diana membatin, berpikir sambil membaca laporan informasi tentang hubungan anaknya di masa lalu dengan salah satu desainer dibutiknya.

'Jadi Laras inilah yang menyita perhatian anakku Gavin. Awalnya semangat mengejar-ngejar balasan cinta Raya, tapi setelah mereka bertemu, Gavin malah uring-uringan sama Laras. Muridnya sendiri. Laras nakal juga di sini, suka sekali membuat masalah untuk Gavin. Ah, aku jadi ingat kejadian empat tahun lalu dan sekarang aku tahu siapa yang membuat Gavin sulit makan dan tidur, ternyata Laras yang ini, hm ... anakku kepincut cinta bocah ternyata.'

Dari informasi tertulis dari anak buahnya tersebut, Diana juga mengetahui hal lain, yang mengakibatkan dirinya salah paham terhadap masa lalu anaknya bersama Laras. Penjelasan laporan tersebut yang menjelaskan banyaknya pertemuan dan kebersamaan Gavin dan Laras. Laras sering menemui Gavin di sekolah, pulang bersama dan kerap kali makan siang atau malam di tempat yang sama, membuatnya berpikir bahwa keduanya cinta lokasi dan menjalin hubungan sepasang kekasih.

"Tidak salah lagi. Gavin dan Laras itu pasti pacaran, tapi kenapa Gavin tidak jujur padaku tentang ini, ya ... Hm, apakah karena selisih umur mereka yang kira-kira jika dihitung 6-7 tahun, ya.... Apakah Gavin berpikir cinta mereka terlarang dan takut menceritakan hal itu padaku?" Gumam Diana bertanya-tanya.

Brakk!!

Suara gaduh di depan ruangannya menyentak dirinya kaget dan segera beranjak untuk memeriksanya.

"Kamu ini susah sekali sih, dibilangin sebagai perempuan. Masih sakit, tapi nekat kerja. Ayo ikut aku, biar kita pamit pulang pada Mama." Gavin terdengar memaksakan kehendaknya pada Laras.

"Aku udah baik-baik saja, kenapa sih nggak percayaan gitu. Lihatlah dan rasakan, bahkan panas pada tubuhku sudah turun. Sudahlah biarkan aku kerja dan pergilah. Ckck, jadi pria kok kaya tidak punya pekerjaan saja!!" omel Laras kesal berusaha pergi dari depan ruang kerja Diana, sementara Gavin malah menyeretnya ke arah lain.

"Laras!!" Gavin mengeram marah.

"Apalagi?" tanya Laras dengan perasaan luar biasa kesalnya.

"Kita ketemu mama, lalu setelah itu pulang!!"

"Nggak mau! Ngerti nggak sih, maksudku nggak mau, artinya aku ingin tetap berada di sini, bekerja sampai tiba waktunya pulang! Eh-- arrrggghhh ... Lepaskan!"

Gavin yang tak suka dibantah langsung menggendong Laras dan gadis itu secara spontan berteriak sambil memberontak.

Gavin mengabaikan teriakannya, namun tidak dengan Diana yang baru saja membuka pintu ruang kerjanya. Wanita paruh baya itu geleng kepala menyaksikan kelakuan keduanya, tanpa Gavin serta Laras sadari.

Trapped In Marriage [The End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang