Malam itu perasaan Laras bercampur aduk, antara kesal, kecewa dan lain sebagainya. Gavin begitu mengucapkan kalimatnya bisa dengan cepat tertidur pulas dan Laras tau hal itu setelah mendengar deru nafasnya teratur.
Sialnya itu malah berbanding terbalik dengan Laras sekarang. Entah pikiran apa yang merasuk dalam kepalanya, tapi rasanya dia ingin meledak saja, kesal pada Gavin yang tidak melakukan apapun setelah usaha kerasnya.
'Sudah berperang batin melawan setengah mati perasaan takut dan juga malu, tapi ujung-ujungnya ditinggal tidur juga. Arrrggghhh! Dasar Setan Ganteng sialan!' rutuk Laras membatin kesal.
Wanita itu mendengus kasar, kemudian melampiaskannya dengan cara menyingkap kesal selimut Gavin sampai suaminya itu tidur tanpa selimut sama sekali.
Laras beralih menarik rambutnya sendiri karena merasa seakan mau menjadi gila karenanya. Tidak puas dengan itu Laras nekat mengguyur Gavin dengan air minum yang ada di gelas di atas nakas di samping tempat tidur. Menyaksikan Gavin masih saja pulas tak merasa terganggu sama sekali, Laras bertindak lebih jauh lagi. Wanita itupun dengan tanpa perasaan meningkatkan suhu dingin yang dihasilkan pendingin ruangan.
Setelah puas melampiaskan amarahnya, Laras pun berniat tidur disebelahnya dan menarik selimutnya sendiri berusaha untuk tidak memperdulikan Gavin. Sayangnya hal itu tak bertahan lama.
Dia yang merupakan seorang wanita sensitif dengan sesuatu yang berhubungan dengan perasaan membuat nuraninya tergerak tak tega.
Namun nasi yang sudah menjadi bubur tidak mungkin bisa kembali menjadi nasi utuh. Begitu juga dengan penyesalan Laras yang hadir belakangan tidak ada gunanya, mana kalau pakaian tidur Gavin basah karena ulahnya mana mungkin kering dengan secepatnya.
Hal itu membuat Laras kebingungan sendiri dan menjadi pusing. Pikirannya bercabang dan kacau. Ingin rasanya membantu Gavin mengeringkan pakaiannya atau menggantikannya, tapi takutnya pria itu bangun dan semuanya akan berubah menjadi lebih runyam lagi.
Dalam hal itu Laras yang bingung hanya bisa duduk sambil menatap suaminya dengan miris beberapa menit lamanya.
"Kalau begini terus Mas Gavin bisa terkena flu atau demam besok pagi. Duh, bagaimana ini?" bingung Laras sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Bagaimana ya?" bingungnya tidak tahu harus apa. "Haiss, Aku sih, sok-sok mau marahan nggak berpikir dua kali ... mmm kan kan jadi begini akhirnya!" ringisnya ngeri.
Pusing dengan hal itu Laras meraih teleponnya dan mencoba menghubungi Audi untuk menanyakan solusi untuk masalahnya. Akan tetapi tidak ada jawaban sama sekali sehingga dia terpaksa menghadapinya sendiri.
"Arrrggghhh gimana ini?" rasa bersalah makin menggelutinya. Membuat Laras tidak tahan dengan perasaannya.
Tidak ada pilihan membuatnya hilang akal, mendekati Gavin dengan nekat meski sangat ragu, kemudian memeluknya dan menarik selimut untuk menutup tubuh mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped In Marriage [The End]
Teen FictionGavin pernah merutuki bahwa mana ada lelaki manapun yang mau dengan perempuan bodoh seperti Laras, namun siapa yang menyangka justru Gavin sendirilah yang menikahinya. "Dasar gadis bodoh, tidak satu pekerjaan pun becus kamu lakukan!! Masakanmu keas...