Gavin pusing dengan masalahya sendiri sekarang. Setelah sebelumnya Laras bertingkah aneh, istrinya itu malah meminta untuk pertama kalinya kepada dan Gavin sebenarnya tak masalah dengan hal itu. Hanya saja apa yang diminta Laras untuk saat ini sangat sulit didapatkan olehnya, sementara Gavin telah terlanjur mengiyakan permintaannya.
Hanya sebuah mangga muda atau lebih tepatnya sekantung mangga muda yang sedang istrinya inginkan. Setelah selama menikah Laras hampir tak pernah meminta itulah keinginan pertamanya dan Gavin mana mungkin menolaknya, terutama hanya sekantung mangga muda.
Kedengarannya memang tidak sulit, hanya saja semua itu berubah setelah Gavin mengantarkan istrinya ke tempat kerja. Namun karena sedang tidak ada pekerjaan penting pagi ini, Gavin berinisiatif langsung pergi mencarinya dengan harapan agar Laras senang padanya.
Akan tetapi ketika dia mencari ke satu tempat dan ke tempat lainnya, ternyata saat ini sedang tidak musim mangga dan hampir tak ada mangga muda yang dijual ditempat penjual buah. Supermarket sekalipun tak menyediakan buah mangga muda tersebut.
Gavin mulai kewalahan ditambah setelahnya Laras mengirimkan pesan ciri-ciri mangga muda yang diinginkan olehnya, harus segar, dagingnya tidak lembek, tidak terlalu asam ataupun manis dan terakhir tidak boleh setengah matang.
Gavin menghela nafasnya dengan frustasi kemudian dia memutar kemudi ke kantor. Tidak, dia bukan menyerah tentang mangganya, tapi kurang dari satu jam mendatang dia mengingat mempunyai pertemuan dengan klien pentingnya.
"Sial. Kemana lagi Aku harus mencarinya?" Gavin mendesah kesal dan frustasi.
Pusing memikirkan hal itu, sampai di kantor, Gavin menyalurkan rasa pusingnya pada orang kepercayaan juga sekretarisnya.
"Pokoknya Saya tidak mau tahu, kalian harus mendapatkan mangga muda untuk Saya!" perintah Gavin pada anak buah dan sekretarisnya.
"Tapi Pak, saat ini sedang bukan musimnya ...." ucap Sekretarisnya mewakili beberapa anak buahnya yang lainnya.
"Emangnya Saya perduli itu!" seru Gavin dengan entengnya, membuat sekretaris dan para anak buah kepercayaannya mengerang kesal di dalam hati mereka, tapi Gavin tak perduli itu dan terus menekan mereka. "Oh, ya. Mangga mudanya harus yang terbaik, tidak boleh yang sudah setengah matang karena jika setengah matang itu bukanlah mangga muda lagi, tetapi setengah matang, paham?" tanya Gavin mendominasi.
"Paham Pak," jawab sekretaris dan para anak buahnya setengah hati.
"Harus yang fresh, kalau bisa baru dipetik dari pohonnya dan yang terpenting tidak boleh keasaman atau kemanisan," lanjut Gavin menjelaskan.
Membuat sekretaris dan anak buahnya makin mendidih di dalam hati, tapi sayangnya tidak berani mengungkapkannya dan mereka hanya berakhir dengan mengangguk pasrah.
"Baiklah hanya itu saja, kalian boleh keluar dan Via sebelum kamu pergi mencari mangga muda, tolong persiapkan berkas meeting untuk setengah jam mendapatkan!"beritahu Gavin pada sekretarisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped In Marriage [The End]
Teen FictionGavin pernah merutuki bahwa mana ada lelaki manapun yang mau dengan perempuan bodoh seperti Laras, namun siapa yang menyangka justru Gavin sendirilah yang menikahinya. "Dasar gadis bodoh, tidak satu pekerjaan pun becus kamu lakukan!! Masakanmu keas...