"Fiuh, ah ... akhirnya selesai juga." Laras mendesah lega sambil menatap kagum pada desain rancangan gaun yang dibuat olehnya.Hal itu berarti selesai sudah acara lemburnya yang beberapa hari ini dilakukan olehnya dan berarti dia akan mempunyai waktu istirahat yang cukup untuk mengenakan diri.
Tak ayal Laras buru-buru memperlihatkan hasil rancangannya kepada atasannya dan ternyata ia mendapat apresiasi yang memuaskan.
"Kamu memang tidak pernah mengecewakan aku Laras!" Seru Diana tersenyum ramah. Wanita itu adalah atasannya sekaligus pemilik butik.
Siapa yang tidak mengenal Diana Zeroun, wanita kaya raya dengan bangunan toko pakaian dan butik yang ada hampir ada di seluruh penjuru kota. Bukan cuma hal itu, Diana juga mempunyai suami kaya dan putra dan putri yang sukses melebihi dirinya.
Membayangkan menjadi bagian keluarga Diana, rasanya membuat Laras minder dan mundur teratur. Ah, hal itu memang menggiurkan, namun menjadi bagian keluarga Zeroun bukanlah sebuah pilihan, mengingat Laras hanyalah seorang perancang busana yang tiada artinya dan tak pantas bersanding dengan salah satu putra Diana.
"Hm, Laras bisakah kamu mendesain gaun pengantin untuk putriku. Aku harap kamu mau melakukannya, ayolah desain mu pasti akan membuat putriku menjadi pengantin paling cantik yang pernah ada."
Perkataan itu walau terdengar seperti permintaan, tapi memangnya Laras bisa menolak atasannya?
Buyar sudah angan-angan mengenai waktu untuk memanjakan diri berganti hari sibuk ditambah malam-malam begadang demi menyelesaikan rancangan pekerjaan. Baiklah Laras akan melakukannya.
"Auchhh, ssstt ...." Laras meringis sakit mana kala saat berjalan keluar ruangan Diana, seseorang menyenggol bahunya dengan kasar.
"Kamu!"
"Bapak!!"
Laras dan laki-laki yang menyenggol bahunya berucap secara bersamaan. Keduanya saling mengamati setelah merasa sangat mengenal.
"Ternyata kamu gadis bodoh," cibir laki-laki dihadapannya memulai.
Sialan sudah sekian tahun tak bertemu laki-laki dihadapannya masih saja ingat untuk mengatainya gadis bodoh.
Laras mengeram kesal. "Memang kalau aku bodoh, kenapa? Masalah buat Bapak, hah?? Yang penting aku cantik, termasuk golongan gadis paling cantik yang pernah ada dan Bapak pun mengakuinya empat tahun lalu. Tolong jangan lupakan hal itu Pak Gavin Ivander yang terhormat!" Laras tersenyum puas setelah membalas dan mengatakannya, dia yakin laki-laki didepannya ini sudah kehabisan kata.
"Sialan. Kamu pikir cantik saja cukup? Ch, asal kamu tahu saja, cantik juga percuma. Tetap saja tidak akan ada lelaki mana pun di dunia ini yang mau dengan perempuan bodoh seperti kamu!!" balas Gavin mencibir dengan tajamnya.
Laras terhenyak memikirkan perkataan laki-laki tersebut. Benarkah tidak akan ada satupun laki-laki yang mau dengannya dengan perempuan bodoh seperti dirinya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped In Marriage [The End]
Teen FictionGavin pernah merutuki bahwa mana ada lelaki manapun yang mau dengan perempuan bodoh seperti Laras, namun siapa yang menyangka justru Gavin sendirilah yang menikahinya. "Dasar gadis bodoh, tidak satu pekerjaan pun becus kamu lakukan!! Masakanmu keas...