Laras membuka matanya dan langsung merasakan sakit luar biasa di kepala dan nyeri di sekujur tubuhnya. Aroma obat-obatan langsung menyebar dan merasuk ke dalam hidungnya.
Laras mengernyit kemudian duduk dibantu seseorang dan menatap sekitar.
"Mama ini di mana?" tanya Laras bertanya pada orang yang membantunya dan ternyata itu adalah Diana ibu mertuanya. "Mas Gavin ke mana?" lanjut Laras langsung menanyakan keberadaan suaminya yang ternyata tidak berada di sana.
Diana tersenyum dan tidak disangka oleh Laras, wanita paruh baya itu langsung mengelus kepalanya.
"Suamimu pergi kerja, dia langsung ke luar kota pagi tadi setelah membawamu ke rumah sakit," ceplos seorang wanita yang terlihat lebih muda dari Diana.
Dia duduk di sofa tidak jauh dari Laras dan Diana berada. Ah dia itu tak asing bagi Laras, Anaya saudara Gavin dan berarti merupakan kakak iparnya Laras.
"Anak nakal itu sedikit ada urusan dengan perusahaan cabang, Laras. Kamu tidak perlu khawatir dan tidak perlu merindukannya," timpal Diana dengan masih setia mengelus kepalanya.
Serius Laras canggung sekali diperhatikan oleh wanita paruh baya ibu mertuanya itu dan sedekat ini dengannya. Namun Laras tidak banyak memikirkan hal itu saat ini, sebab Gavin yang pergi meninggalkan dirinya yang sadar-sadar di rumah sakit yang lebih merebut perhatian Laras.
Kepalanya yang sudah diperban tersebut dan masih terasa sakit sekali bertambah sakit ketika dia memikirkan alasan Gavin pergi. Bagaimana pria itu bisa meninggalkannya begini tanpa pamit atau setelah apa yang Laras berikan bukannya seharusnya Gavin ada di sisinya.
Kepala Laras berdenyut nyeri memikirkannya. Diana yang menyadari hal itu menyarankan dirinya agar kembali beristirahat.
Seminggu berlalu ketika Laras sudah hampir sembuh dengan baik dan wanita itu bahkan telah pulang ke rumah, tapi Gavin masih belum pulang. Bahkan suaminya tidak memberinya kabar sama sekali.
Tidak ada telepon atau apapun yang membuat keduanya terhubung dari jarak jauh. Laras bingung dan sudah ribuan kali memikirkan bagaimana bisa Gavin melakukan hal itu padanya.
Ditinggal pergi beralasan kerja padahal istrinya masih dalam kondisi sakit-sakitnya.
Blamm! Laras melempar kesal botol deodoran miliknya ke kaca rias dan membuat kaca tersebut menjadi pecah.
"Aaarrgghh, kemana sih dia?" frustasi Laras tidak habis pikir.
Dia sudah berulang kali menghubungi Gavin tapi teleponnya tidak pernah diangkat. Beberapa hari setelah pulang dan bisa menyakinkan Diana dia bisa sendiri, Laras uring-uringan beristirahat di rumah.
Bukan kaca riasnya yang pertama jadi sasarannya, kaca di kamar mandi yang sudah diganti atau kaca di ruangan lain dan juga gelas, sudah kerap kali menjadi sasaran empuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped In Marriage [The End]
Teen FictionGavin pernah merutuki bahwa mana ada lelaki manapun yang mau dengan perempuan bodoh seperti Laras, namun siapa yang menyangka justru Gavin sendirilah yang menikahinya. "Dasar gadis bodoh, tidak satu pekerjaan pun becus kamu lakukan!! Masakanmu keas...