Laras menahan kesal bercampur malu yang sudah naik ke ubun-ubunnya. Begitu sampai di depan rumah gadis itu langsung membanting pintu keluar dengan cepat meninggalkan Gavin yang menatapnya aneh.
"Serius? Aaarrgh bagaimana aku bisa sanggup mempunyai suami seperti dia, super duper nyebelin banget. Mulutnya tajam dan suka menyayat hati, huhu ... ya Tuhan, jika begini terus aku bisa cepat tua."
Blam!! Tepat sampai depan kamarnya, Laras yang terus mendumel segera membuka pintu dan menutupnya dengan keras.
"Siap-siap, udah bikin aku malu menyebar menyeluruh ke permukaan tubuhku sampai ke ujung kuku, Setan Ganteng satu itu nggak ada tau dirinya lagi, nggak ada gitu dia malu sedikit saja seolah urat malunya sudah hilang atau memang sejak awal dia memang tidak mempunyai urat malu!" Laras yang semakin kesal berhambur ke atas tempat tidur dan memukuli bantal dengan sekuat tenaganya.
"Gavin Ivander Zeroun brengsek!"
"Iya ada apa denganku, hahh?!"
Tiba-tiba saja orang yang membuat Laras kesal sudah berdiri didepannya sambil berkacak pinggang dan menatap tajam padanya.
Sontak membuat Laras kaget dan reflek mundur perlahan.
"Kenapa lagi kamu, untuk apa melihatku begitu seperti kamu melihat hantu?"
Laras segera menggelengkan kepala. Mengabaikan pertanyaan dari Gavin, Laras yang masih diselimuti rasa kagetnya malah balik bertanya, "Bapak kok bisa masuk, perasaan pintu kamarku sudah dikunci?"
Gavin memperlihatkan kunci duplikat digenggaman sambil memainkannya. "Di tempat ini aku yang berkuasa, jadi bukanlah hal susah mau masuk ke dalam ruangan mana yang aku mau," celetuknya enteng membuat Laras mendengus.
"Sekarang bangkit dari tempat tidur dan segera pergi ke dapur!" lanjut Gavin tegas.
"Ngapain?"
Gavin mengeram sambil memijat kepalanya yang tiba-tiba terasa pusing. "Masak Laras, memasak makanan sebab aku sudah lapar! Berikan padaku makanan atau kau yang akan menjadi makananku!" Omel Gavin sambil menekan tiap kata dalam kalimatnya.
Laras yang mendengar perintah itu segera bangkit berdiri dengan cepat dan setengah berlari menuju pintu keluar. Akan tetapi anehnya ketika hendak melewati Gavin dia seolah berhenti padahal kakinya terus melangkah.
Laras menoleh dan menyadari bahwa masalahnya adalah karena Gavin menahan lengannya. Segera setelah tahu gadis itu mendengus bernafas kasar.
"Apalagi sih Pak? Aku mau masak nih, salahnya di mana lagi sampai Bapak tidak membiarkanku pergi? Kalau begini Bapak bisa terus lapar loh ...."
Gavin tak langsung menjawab, tapi malah menarik Laras agar menghadap dirinya. Gavin menahan bahu Laras lantas mengangkat dagu Laras sehingga tatapan mereka bertemu.
Dengan reflek Laras memejamkan matanya, berpikir Gavin hendak menciumnya. Akan tetapi cukup lama di posisi demikian tidak terjadi sesuatu apapun. Laras membuka matanya dan menemukan bola mata Gavin yang berwarna coklat terang menghipnotisnya agar terus memandang. Kemudian tanpa sadar Laras mengikis jarak mereka untuk memperhatikan detail bola mata Gavin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped In Marriage [The End]
Teen FictionGavin pernah merutuki bahwa mana ada lelaki manapun yang mau dengan perempuan bodoh seperti Laras, namun siapa yang menyangka justru Gavin sendirilah yang menikahinya. "Dasar gadis bodoh, tidak satu pekerjaan pun becus kamu lakukan!! Masakanmu keas...