Untuk pertama kalinya Gavin tidak mengekori Laras ke dapur. Dengan aneh di berjalan melewati istrinya hingga beberapa langkah merogoh sakunya untuk mengambil handphone dan kemudian menghubungi terlihat seseorang.
Melihat itu Laras mengerutkan dahinya lantas berpikir keras.
"Apa karena tidak suka aku elusin dadanya ya?" bingung Laras heran. "Dia lagi ngambek atau gimana ya? Hm, juga kira-kira siap yang ditelepon oleh?" Laras berdecak kesal diakhir kalimatnya.
Wanita itu kemudian berjalan menuju dapur sambil berusaha mengenyahkan rasa penasarannya.
"Sudahlah, lebih baik aku masak sebelum penyakit ngomelnya Mas Gavin kumat. Eh, tapi tak apa juga dia ngomel, justru dengan begitu bertambah ganteng dan itu juga lebih baik dari pada jadi dingin dan irit ngomong!"
Sesampainya di dapur, Laras menyadari waktu sudah hampir menjelang siang. Wanita itu pun memutuskan sekalian memasakkan makanan berat ketimbang sarapan.
Beberapa saat kemudian ketika semua masakannya hampir selesai, Gavin kembali ke dapur sambil membawa sesuatu.
"Aku perhatikan belakang ini Kamu sering sakit dan oleh karenanya Aku sudah menebus suplay obat dan vitamin yang diresepkan oleh teman Aku yang dokter untuk Kamu. Nih Vitaminnya," jelas Gavin lanjut menjelaskan kapan waktu mengonsumsinya dan Laras hanya mengangguk patuh.
Pipinya sedikit memerah dan merasakan perasaannya menghangat menyentuh hatinya. Ah, ternyata suaminya bisa juga seperhatian ini.
"Jangan cuma mengangguk dan cengar-cengir begitu. Pokoknya Aku tidak mau tahu kamu harus meminumnya sesuai penjelasanku tadi!"
"Iya Ma," jawab Laras tanpa ragu sambil mematikan kompor.
Wanita itupun mengambil wadah yang cocok untuk tempat makanan yang dia buat olehnya kemudian menghidangkannya di depan Gavin, tepatnya di meja makan.
Sementara itu, apa yang disajikan Laras ternyata menarik perhatian Gavin.
"Kamu kok masak menu berat dan bukannya sarapan?"
"Kan sudah siang Mas," jawab Laras tanpa dosa.
Mendengar hal itu Gavin berdecak kesal dan terdengar menghela nafasnya panjang.
"Ckckck, dasar Kamu ini Ras!"
"Iya Aku apa Mas? Cantik luar biasa, ch, itu sih sudah sejak Aku lahir Mas!" balas Laras dengan asal dan percaya diri.
Membuat Gavin geleng kepala mendengar jawaban istrinya itu, meski tidak mengelak bahwa istrinya itu memang benar-benar cantik. Sayangnya mulutnya terlalu ember, cerewet, suka bergosip dan terakhir Laras juga bodoh menurut Gavin.
🌂🌂🌂
Untuk menghabiskan waktu weekend, Laras selalu melewatinya dengan sesuatu yang membosankan. Sepanjang satu tahun terakhir, dia dan Gavin pasti pergi belanja kebutuhan dapur dan lainnya. Bagian buruknya setelah itu mereka akan pulang dan tidak mampir kemanapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped In Marriage [The End]
Ficção AdolescenteGavin pernah merutuki bahwa mana ada lelaki manapun yang mau dengan perempuan bodoh seperti Laras, namun siapa yang menyangka justru Gavin sendirilah yang menikahinya. "Dasar gadis bodoh, tidak satu pekerjaan pun becus kamu lakukan!! Masakanmu keas...