Pulang kerja dijemput Gavin, sesampainya di rumah Laras langsung merebahkan dirinya bersandar di sofa. Mengingat-ingat pesan Audi dan juga obat yang benar-benar Audi pesan entah dari mana didapatkan olehnya selang dua jam berlalu, sahabatnya yang bersungguh-sungguh dengan ucapannya langsung mengantarkan obat tersebut langsung pada Laras ke butik.
Sekarang obat tersebut berada di dalam tasnya, tapi masalahnya apa selanjutnya yang akan dilakukannya dengan obat itu.
Laras mendesah berat, menarik kakinya untuk dipijat ringan olehnya. Entah kenapa kali ini terasa membengkak, tapi mungkin penyebabnya mungkin karena hari ini dia terlalu banyak beraktivitas, mondar-mandir dan melakukan kegiatan lainnya termasuk bertemu Audi di kafe pada saat jam makan siang.
Sementara Gavin yang mengekorinya, mengernyit heran menyaksikan Laras telah sibuk memijat betis dan telapak kakinya sendiri.
"Kakimu sakit?" tanya Gavin menghampiri dan ikut duduk disebelah istrinya Laras.
"Hm," jawab Laras singkat. "Rasanya agak ngilu," lanjutnya datar.
Tanpa ragu Gavin mengambil ahli kaki Laras dan berganti memijat ringan mulai dari telapak kaki hingga betis istrinya itu.
"Eh, Mas ngapain?"
Tanpa mempedulikan pencegahan Laras yang kaget dengan tindakannya, Gavin lanjut dengan kalimatnya. "Kamu ngapain aja seharian ini, kenapa bisa jadi begini? Kamu nggak minum vitaminnya tadi pagi ya? Ckck, kamu tahu cuaca belakangan ini bagaimana? Sedang tidak baik Laras ... dan juga Kamu ingat bukan kalau tubuh Kamu ini gampang sakit? Terkena gerimis sedikit saja, bisa Flu. Cuaca yang terlalu panas, Kamu meriang. Belum lagi yang lain, seperti contohnya memakan makanan sembarangan, Kamu langsung drop periksa ke dokter sampai menginap di rumah sakit. Kalau dibilangin suami, Kamu menurut kenapa susah Laras?!" omel Gavin dengan cerewet.
"Aku minum obatnya, Mas. Bukannya Mas sendiri yang memberikannya tadi pagi!" seru Laras menyela sambil melakukan pembelaan terhadap dirinya sendiri.
"Bisa saja obatnya Kamu selipkan dibawain lidahmu, kemudian Kamu buang tanpa sepengetahuan ku!" tuding Gavin seenaknya.
Membuat Laras seketika menyesal dan terpikir, kenapa dirinya tidak melakukan tudingan suaminya itu sebelumnya. Karena dengan begitu bukannya dia bebas tidak minum obat.
Ah tapi sayangnya ide itu tak terlintas dipikirannya dan malah terpikirkan oleh suaminya sehingga bisa menudingnya.
Buru-buru Laras geleng kepala dan mengelak.
"Nggak Mas. Aku minum kok, serius!" balas Laras dengan tegas untuk meyakinkan Gavin.
"Yang benar, kamu tidak melakukan hal demikian?" tanya Gavin memastikan.
"Iya Mas. Aku jujur dan benar-benar minum obatnya!" jelas Laras kembali meyakinkan Gavin.
Sayangnya suaminya itu tak mudah diyakinkan. Wajahnya bahkan masih menunjukkan keraguan pada istrinya Laras.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped In Marriage [The End]
Teen FictionGavin pernah merutuki bahwa mana ada lelaki manapun yang mau dengan perempuan bodoh seperti Laras, namun siapa yang menyangka justru Gavin sendirilah yang menikahinya. "Dasar gadis bodoh, tidak satu pekerjaan pun becus kamu lakukan!! Masakanmu keas...